FORUM KEADILAN – Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Arief Rosyid Hasan mengatakan, pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tetap humble dan tersenyum meski sering diserang oleh lawan politik. Arief menyebut serangan itu sebagai politik yang riang gembira dan santun.
Pernyataan tersebut disampaikan Arief saat menghadiri kegiatan Perkenalkan 22 Cluster Fanta untuk Tambahan 22 Juta Suara Pemilih Muda bagi Prabowo-Gibran di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 21/12/2023 siang.
Arief menilai, meskipun banyak fitnah yang ditujukan terhadap Prabowo, namun para pemilih muda diyakini sudah tidak bisa dibenturkan lagi oleh kabar maupun isu yang tidak benar tersebut.
“Bilang kita enggak mau debat, buktinya ada debat wakil presiden besok. Kemudian, banyak lah kita sudah tahu bersama bahwa selalu fitnah, hoax dialamatkan sama kita. Pak Prabowo nempeleng orang itu enggak ada, itu jadi sebenarnya anak-anak muda sekarang sudah enggak mau,” ucapnya Kamis, 21/12.
Arief menuturkan, kabar hoax yang disebarkan oleh lawan politik masih dapat diselamatkan oleh TKN Prabowo-Gibran, sehingga hal tersebut dianggap bukti nyata bahwa paslon Prabowo-Gibran bisa menanggapi fitnah tersebut dengan baik. Sebab, pemilih mudah selalu menjadi sasaran empuk untuk diadu domba.
“Ini lah bentuk karya nyata kami dari 02 bahwa walaupun kita terus diserang, tetapi kita tetap stay humble, tetap senyum, tetap kerja keras. Oleh sebab itu, kita enggak mau lagi dibentur-benturin sama orang-orang yang berkepentingan. Selalu itu, anak muda selalu hanya dijadikan sebagai tukang tinju,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief berpesan agar setiap lawan politik tidak perlu lagi melakukan adu domba para pemilih pemuda dalam berpolitik. Sebab, kata dia, para pemuda saat ini sudah memahami apa yang harus dilakukan dalam berpolitik.
“Berhenti lah mengadu domba, berhenti lah membenturkan. Orang muda di Indonesia sudah tahu apa yang mereka harus lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Mereka selain belajar di sekolah, belajar sama orang tuanya jadi itu sudah enggak mempan. Jadi cukup,” tandasnya.*
Laporan Ari Kurniansyah