Pengamat: Kunjungan Kerja Jokowi Tak Steril dari Kepentingan Politik

Pengamat Politik Citra Institute Yusak Farchan I Ist
Pengamat Politik Citra Institute Yusak Farchan I Ist

FORUM KEADILAN – Pengamat Politik Citra Institute Yusak Farchan menilai, kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak streril dari kepentingan politik. Hal itu ia ungkapkan saat mengomentari agenda Jokowi yang kerap berdekatan dengan jadwal kampanye Ganjar Pranowo.

“Kunjungan tersebut sudah pasti tidak bisa steril dari kepentingan politik. Pasti Pak Jokowi juga punya agenda dan kepentingan-kepentingan tertentu. Apa kepentingannya? Saya kira dalam konteks pilpres, bagaimana mengamankan suara kandidat yang di dukung dalam hal ini adalah Pak Prabowo-Gibran,” kata Yusak kepada Forum Keadilan, Selasa 12/12/2023.

Bacaan Lainnya

Seperti diketahui, belakangan timbul anggapan bahwa Presiden mengikuti jejak kampanye Ganjar. Anggapan tersebut muncul karena saat Ganjar mengunjungi Papua pada 20-21 November 2023, Jokowi ke Papua pada keesokan harinya. Lalu ketika Ganjar berkunjung ke sejumlah titik di Nusa Tenggara Timur (NTT) di 1 Desember, Jokowi juga ke NTT tiga hari setelahnya.

Meskipun Jokowi sempat membantah tudingan membuntuti kampanye Ganjar dan bilang bahwa agenda Presiden telah disiapkan tidak tiga bulan sebelum kunjungan, tetapi menurut Yusak, sangat sulit mengatakannya sebagai kebetulan. Terlebih, masyarakat Indonesia Timur merupakan basis pemilih Jokowi.

Yusak juga menyebut bahwa pemilihan tempat kampanye pertama Ganjar di bagian Timur, tak lepas dari upaya merebut ceruk suara yang notabene merupakan pemilih Jokowi di pilpres sebelumnya.

Dekan Fisip Universitas Pamulang ini juga mengatakan, kunjungan Jokowi secara otomatis menghapus ingatan masyarakat akan kampanye Ganjar. Menurut Yusak, kedekatan waktu antara kampanye Ganjar dan kunjungan Jokowi menjadi salah satu variabel penting, karena yang akan diingat oleh masyarakat adalah tokoh yang hadir paling terakhir.

Timing menjadi variabel penting. Kalau satu tokoh datang, kemudian ada tokoh lain datang di tempat yang sama, tentu yang diingat pemilih adalah yang paling akhir. Secara teorinya begitu meskipun tidak mutlak. Jadi, kalau disebut menghilangkan bayang-bayang atau jejak Ganjar, saya kira itu dengan sendirinya,” bebernya.

Dengan demikian kata Yusak, Ganjar menjadi pihak yang dirugikan atas kunjungan Jokowi tersebut. Pasalnya, dapat terjadi perpindahan suara dari Ganjar ke pasangan yang didukung oleh Jokowi.

“Itu membuka peluang terkait dengan peta perubahan politik. Salah satu konsekuensinya tentu ada kecenderungan, atau potensi terjadinya migrasi suara. Yang tadinya sudah cenderung memilih Pak Ganjar, begitu Pak Jokowi datang, putar haluan dan migrasi suara,” tutupnya.*

Laporan M. Hafid

Pos terkait