FORUM KEADILAN – Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) menilai, sinyal dukungan yang diberikan ribuan aparat dan kepala desa ‘Desa Bersatu’ sebagai bentuk mobilisasi dukungan.
Menurut Puskapol UI, gaya mobilisasi aparat desa merupakan salah satu praktik yang mirip dengan masa rezim Orde Baru (Orba).
Direktur Puskapol UI Hurriyah mengungkapkan bahwa upaya serupa saat ini dapat mengancam demokrasi Indonesia dalam jangka panjang.
Hurriyah berpendapat, situasi saat ini mencerminkan kemunduran dari demokrasi yang telah terwujud.
“Kerugian terbesarnya tentu saja pada erosi demokrasi kita. Kita sudah jelang 2024, bukannya menjadi momentum demokrasi kita semakin terkonsolidasi, tapi justru malah setback, balik lagi ke era otoritarian,” kata Hurriyah dalam keterangannya, Selasa, 21/11/2023.
Hurriyah menyamakan upaya ini dengan praktek pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden ke-2 RI Soeharto yang bersifat ‘monoloyalitas’, yang melibatkan mobilisasi aparat negara, termasuk aparat desa, sebagai elemen penting.
“Itu berdampak serius pada kekuasaan yang sentralistik dan menjadi sangat hegemonik. Dia bisa mempengaruhi, menjangkau, hampir semua institusi politik dan pemerintahan,” ungkap Hurriyah.
Dengan melibatkan aparat desa hingga tingkat terkecil pemerintahan, lanjut Hurriyah, rezim Orde Baru bisa melanggengkan kekuasaannya dengan digdaya.
“Nah ini yang kita khawatirkan, jangan sampai kemudian demokrasi kita yang hari ini posisinya menurut para sarjana politik dan berbagai lembaga pengindeks demokrasi sudah mengalami backsliding, penurunan gitu ya, mengalami erosi justru menjadi semakin parah,” tambah Hurriyah.
Hurriyah menilai, upaya ini tampaknya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin menjaga kepentingannya melalui dukungan terhadap putra sulungnya, Gibran.
Menurut Hurriyah, sinyal dukungan dari ribuan aparat desa tidak muncul secara tiba-tiba. Fenomena ini harus dibaca melalui serangkaian pertemuan antara organisasi perangkat desa dengan Jokowi.
Sebelumnya, organisasi perangkat desa yang tergabung dalam Desa Bersatu memberikan sinyal dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sinyal tersebut menjadi terlihat saat mereka menggelar acara ‘Silaturahmi Nasional Desa 2023’ di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu, 19/11, yang dihadiri oleh Gibran.
Dukungan dari perangkat desa terlihat dari seragam kemeja putih dengan lambang angka 2 di dada, merujuk pada nomor urut capres-cawapres yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut.*