TKN Bantah Keterlibatan Polisi dalam Aksi Pemasangan Baliho Prabowo-Gibran

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memberikan keterangan usai menghadiri Rapimnas Gerindra di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin, 23/10/2023 | Charlie Adolf Lumban Tobing/Forum Keadilan
Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memberikan keterangan usai menghadiri Rapimnas Gerindra di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin, 23/10/2023 | Charlie Adolf Lumban Tobing/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Sufmi Dasco Ahmad, membantah kabar keterlibatan polisi dalam pemasangan baliho pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo-Gibran.

Dasco memastikan pihaknya tidak mungkin menggunakan strategi seperti itu untuk meraih kemenangan.

Bacaan Lainnya

“Tidak masuk akal kalau kemudian kami merancang sistem pemenangan dengan cara-cara curang seperti itu,” kata Dasco di Kantor TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Barat, dikutip, Senin, 13/11/2023.

Dasco mengatakan bahwa sebelum berpasangan dengan Gibran, survei menunjukkan kenaikan terus-menerus dalam popularitas Prabowo sebagai dampak dari upaya politik dan pendekatan kepada rakyat.

Setelah berpasangan dengan Gibran, Dasco menilai elektabilitas Prabowo terus meningkat. Oleh karena itu, ia menyatakan, pihaknya tidak perlu menggunakan aparat kepolisian untuk memenangkan pemilihan.

“Ini (survei) membuktikan penerimaan masyarakat terhadap paslon capres-cawapres ini juga semakin membaik,” kata Dasco.

“Di tengah-tengah survei yang dikeluarkan banyak oleh lembaga survei bahwa paslon ini meningkat, paslon Prabowo-Gibran di-framing seolah-olah dibantu oleh oknum kepolisian dalam rangka pemasangan baliho-baliho,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menduga ada campur tangan pihak kepolisian terkait pemasangan baliho bakal capres-cawapres Prabowo-Gibran di wilayah Jawa Timur (Jatim).

Julius juga menduga keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menilai, Jokowi terus menggunakan kekuatannya untuk memenangkan anaknya yang kini menjadi cawapres Prabowo, Gibran.

Dugaan Julius itu juga merujuk pada baliho-baliho pasangan capres-cawapres lain yang diperintahkan untuk diturunkan.

Misalnya saja yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu dan wilayah Sumatra Utara baru-baru ini. Ditambah, Julius menyebut, kalau drama di Mahkamah Konstitusi (MK) yang penuh dengan intrik juga tidak lepas dari sosok Jokowi di belakangnya.

“Kami memandang kondisi ini membuat demokrasi dan Pemilu menjadi tidak murni dan tidak sehat, karena kekuasaan menggunakan seluruh kekuatan politiknya untuk memenangkan kandidat mereka, yakni Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024,” tegas Julius dalam keterangannya, Sabtu, 11/11.*

Pos terkait