Gibran Kader Ideologis Perjuangan atau Politisi Haus Kekuasaan?

Ilustrasi situasi politik saat ini
Ilustrasi situasi politik saat ini | Renaldi Suwanto/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing blak-blakan mengatakan, Gibran Rakabuming Raka politisi yang haus kekuasaan pragmatis apabila menerima tawaran menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo Subianto.

Emrus menyebut, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini kemungkinan besar keluar dariĀ Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) jika dampingi Prabowo.

Bacaan Lainnya

Emrus memandang, apabila melihat dari sudut pandang Gibran yang masih menjadi anggota PDIP, Gibran harus tegak lurus mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Ini yang membuktikan bahwa Gibran adalah kader ideologi PDIP.

“Kalau memang Gibran kader ideologi PDIP, saya kira tidak akan mau menjadi bacawapres Prabowo. Tetapi bisa jadi meninggalkan perjuangan, karena ada kesempatan itu,” ucapnya kepada Forum Keadilan, Selasa, 17/10/2023.

Emrus menilai, semua memungkinkan untuk terjadi. Apabila di pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tanggal 19-25 Oktober 2023 Gibran bersama Prabowo, secara politis Gibran akan lepas dari perjuangan politik PDIP.

“Kita lihat saja ke depan, masa pendaftaran dari tanggal 19 Oktober mendatang. Apabila mendaftar dengan Prabowo artinya Gibran secara politis lepas dari tujuan politik PDIP,” imbuhnya.

Emrus juga menyinggung soal etika politik terkait sikap yang akan diambil Gibran.

“Saya melihat apabila Gibran menjadi wakilnya (Prabowo) saya kira itu tidak etis. Tetapi saya berkeyakinan bahwa Gibran tetap harus lurus mendukung Ganjar,” ujarnya.

Emrus menuturkan, dinamika politik di Indonesia sangat cair, jadi ada kemungkinan Prabowo berpasangan dengan Gibran. Pasalnya, kata dia, di dalam pencalonan presiden dan wakil presiden basisnya sangat pragmatis dan bukan ideologis.

Oleh sebab itu, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memungkinkan seseorang di bawah 40 tahun bisa maju di Pilpres lewat pengalamannya sebagai kepala daerah, praktis membuat Gibran bisa melenggang di pesta demokrasi 2024 mendatang.

“Karena ini pragmatis, tinggal satu menit saja bisa dipasangkan. Oleh karena itu, Gibran berpasangan dengan Prabowo saya kira terbuka dengan keputusan MK sekarang,” tandasnya.

Lebih lanjut, menurut Emrus, sudah banyak sinyal menduetkan Prabowo dengan Gibran.

“Karena selama ini sebenarnya mereka memberikan sinyal non verbal, artinya sesuatu yang ditunggu, dan kemungkinan Gibran bisa running menjadi wakil presiden,” tutupnya.*

LaporanĀ Ari Kurniansyah