FORUM KEADILAN – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pernyataan mengenai bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto akan kesulitan mendulang suara di Jawa Timur (Jatim) jika tidak berpasangan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, merupakan hal yang rasional.
Ia menilai, saat ini Prabowo juga sedang menimbang-nimbang jika dirinya bersanding dengan tokoh yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU). Hal tersebut dapat dipelajari dari kekalahannya pada 2014 dan 2019 yang lalu.
“Ya itu yang sekarang menjadi pertimbangan Prabowo untuk bisa bersanding dengan cawapres yang berlatar belakang NU. Pertimbangannya seperti dari PKB Cak Imin atau cawapres yang didukung oleh NU, begitu. Kalau itu, alasan yang benar kalau Prabowo tidak bersanding dengan Cak Imin maka tidak mendapatkan suara di sana (Jatim), karena di sana basis PKB, karena saat ini Cak Imin Ketua Umum PKB ya itu memang berdasar, rasional,” katanya saat dihubungi Forum Keadilan, Sabtu, 22/7/2023.
Menurut Ujang, Prabowo juga masih memiliki alternatif pilihan lainnya untuk berdampingan dengannya di Pemilu 2024 mendatang. Erick Thohir bisa menjadi pilihan alternatif Prabowo karena menteri BUMN itu merupakan sosok di balik layar yang juga didukung oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Tapi kan ada alternatif lain yang bisa diselesaikan Prabowo. Misal, mencari cawapres sosok lain yang juga didukung NU. Ada Erick Thohir karena dia cawapres resmi di belakang layar yang didukung PBNU, karena saya melihat langsung Sekjen PBNU yang menyatakan mendukung cawapres Erick Thohir atau ada figur lain yang dapat mewakili ketokohan figuran di kalangan NU,” sambungnya.
Kata dia, Prabowo dan Cak Imin juga seperti melempar sinyal satu sama lain, sehingga kemungkinan mereka berpasangan bisa saja terjadi.
“Kalau ada statement akan kehilangan suara di Jatim karena tidak berpasangan dengan Cak Imin ya itu mungkin betul. Mesti dicari solusi lain seperti bergandengan dengan Erick Thohir atau figur lain. Apakah sinyal ini Prabowo dengan Cak Imin ini mungkin, karena di politik tidak ada yang tidak mungkin. Kalau saya melihat dari peta politik saat ini ada beberapa calon wakil Prabowo yang bisa dipertimbangkan. Pertama, Cak Imin itu juga karena memang sudah berkoalisi, sehingga mendapatkan peluang. Kedua, Erick Thohir mungkin jadi pilihan alternatif lain untuk mendulang di Jatim. Kita lihat siapa nanti, tentu tinggal lobi-lobi saja,” tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda menilai Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bakal sulit memperoleh suara di Jawa Timur pada Pilpres 2024 kecuali ia berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Huda juga menyebut partainya memiliki basis kuat di Jawa Timur.
“Saya merasakan konfigurasi Pilpres 2024 sama, kalau Pak Prabowo tidak dapat insentif elektoral tinggi di Jawa Timur, agak berat untuk menang,” ucap Huda di gedung DPR, Jakarta, Rabu, 12/7.
“Di situlah ada yang namanya Gus Imin yang punya rumah Jawa Timur. Kalau dibanding-bandingkan gitu, ya misalnya ada Pak Airlangga di Golkar misalnya, kebetulan address rumah beliau tidak di Jawa Timur,” ucap Huda lagi.
Sejauh ini, PKB dan Gerindra tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), sementara PAN dan Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP. Namun hingga kini, baru PPP yang sudah menentukan sikapnya di Pilpres 2024 dengan mengusung bakal capres PDIP Ganjar Pranowo, sedangkan Golkar dan PAN belakangan diisukan bakal merapat ke KKIR.*
LaporanĀ Merinda Faradianti