FORUM KEADILAN – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan disebut akan menjadi bakal calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Nama Budi mencuat setelah kelompok relawan Pro Patria Pro Ganjar membuat surat undangan acara deklarasi Ganjar-Budi yang akan digelar hari ini, Minggu, 4/6/2023 pukul 12.00 WIT, di Samarinda.
Budi Gunawan diketahui menjabat Kepala BIN sejak 9 September 2016. Pria kelahiran Surakarta, 11 Desember 1959 itu juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar E-Sports Indonesia (PB ESI).
Dalam riwayat pendidikannya, Budi Gunawan menempuh sejumlah pendidikan kepolisian. Budi menuntaskan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1983 dan menjadi salah satu lulusan terbaik.
Lantas, Budi melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus tahun 1986, dan kembali menyabet gelar lulusan terbaik.
Pada tahun 1998, Budi mengikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri. Budi lantas melanjutkan studinya ke Sekolah Staf dan Perwira Tinggi Polri (Sespati).
Budi kemudian mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada 2005 dan menjadi lulusan terbaik.
Tak hanya bidang kepolisian, Budi juga menimba ilmu di perguruan tinggi. Dia meraih gelar master dari Universitas Satya Gama, juga gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti pada 2018.
Perjalanan karir Budi di kepolisian berawal ketika dia lulus dari Akpol tahun 1983 dan ditempatkan di PTIK Jakarta.
Kemudian, Budi beberapa kali dipindahtugaskan ke sejumlah wilayah dengan jabatan yang berbeda, mulai dari Polda Lampung, Palembang, hingga Bogor.
Tahun 1999, Budi yang sudah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dipercaya sebagai ajudan Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat Wakil Presiden. Budi masih setia menjadi ajudan Mega saat putri proklamator itu naik tahta ke kursi RI-1 selama 2000-2004.
Karier Budi kian cemerlang sejak Dia menjadi ring satu Megawati. Budi kemudian menjadi jenderal termuda Polri ketika tahun 2004 dipromosikan naik pangkat dari Kombes menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri.
Tahun 2006-2008, Budi dipercaya menjabat sebagai Kaselapa Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri. Setelahnya, dia sempat menjabat sebagai Kapolda Jambi selama setahun.
Budi lalu naik pangkat menjadi bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen). Dia juga dipromosikan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv Bikum) Polri, berlanjut sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, hingga Kapolda Bali.
Tak lama, Budi naik pangkat lagi menjadi bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen) dan dipromosikan sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol), lembaga yang membawahi Akpol, Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim), PTIK, dan lainnya.
Pada Januari 2015, Jokowi mengusulkan nama Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tunggal ke DPR. Pada saat itu, DPR menyatakan Budi lolos uji kelayakan dan kepatutan.
Namun, beberapa hari kemudian, Budi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus suap dan gratifikasi pada 13 Januari 2015.
Selain itu, KPK juga menduga adanya transaksi janggal yang dilakukan Budi sehingga kasus ini disebut sebagai kasus rekening gendut.
Menyikapi penetapan tersangka tersebut, Presiden Jokowi menunda pelantikan Budi dan menujuk Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas (Plt) Kapolri.
Bersamaan dengan itu, Budi mengajukan gugatan praperadilan atas kasus yang menjeratnya. Pertengahan Februari 2015 dia dinyatakan menang gugatan praperadilan sehingga lolos dari hukum.
Statusnya sebagai tersangka gugur dan kemudian kasusnya dilimpahkan ke kepolisian sebelum akhirnya dihentikan karena dinilai tak memiliki bukti yang cukup.
Kendati demikian, Jokowi pada akhirnya mengirimkan surat pergantian Kapolri baru atas nama Badrodin Haiti. Sementara, Budi Gunawan ditunjuk menjadi Wakapolri.
Nama Budi sempat muncul sebagai calon pengganti Badrodin Haiti yang akan pensiun. Namun, presiden lebih memilih Tito Karnavian sebagai Kapolri.
Budi lalu ditunjuk Jokowi sebagai Kepala BIN dan dilantik pada 9 September 2016. Saat itu, Budi sekaligus meraih kenaikan pangkat menjadi bintang empat alias Jenderal Polisi.
Pada Januari 2018 Budi pensiun dari Polri karena usianya sudah 58 tahun. Namun, jabatan sebagai Kepala BIN tetap dia emban hingga sekarang. *