FORUM KEADILAN – Menjadi seorang petugas pemadam kebakaran (damkar) tidak lah mudah, berbagai risiko dapat dialami bahkan mengancam nyawa mereka.
Petugas pemadam kebakaran tidak semata-mata memadamkan api saja, tetapi berbagai tugas lainnya pun bisa dijalankan oleh seorang pemadam kebakaran, seperti mengevakuasi hewan liar, mengambil dompet atau kunci yang jatuh ke gorong-gorong, mencopot cincin yang tersangkut di jari dan masih banyak lagi.
Banyak cerita suka dan duka yang dialami petugas pemadam kebakaran.
Cerita Kepala regu sektor 3 Tambora Janwar Yusuf misalnya. Dia mengaku pernah ‘diculik‘ oleh warga saat bertugas sebagai sopir mobil pemadam kebakaran.
“Waktu itu saya menjabat sebagai sopir kejadian 65 (kode kebakaran) di daerah Jelambar (Jakarta Barat), warganya sangat parah sampai-sampai saya ‘diculik’ sama warga,” ujarnya saat ditemui Forum Keadilan setelah Upacara Hut ke-104 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan se-Indonesia di Monas, Jakarta Pusat, Rabu, 1/3/2023.
Janwar mengatakan, pada waktu itu warga memaksa unit damkar yang dikendarainya agar lebih maju lagi, namun tak digubrisnya. Sebab, menurutnya posisi unit sudah pas dan tidak bisa maju lagi.
“Saya disuruh maju padahal posisi saya sudah pas (unit damkarnya) karena kalau maju itu nggak akan bisa tapi warga memaksa langsung kaya semacam diculik,” lanjutnya.
Beruntung, kata Janwar, dia tidak mendapatkan tindakan kekerasan dan langsung dibantu oleh pihak Kepolisian.
“Tidak ada tindak kekerasan untung di situ, ada pihak kepolisian,” kata Janwar.
Cerita lain juga datang dari Kepala Regu sektor 1 Grogol Petamburan Junaidi Abdilah. Dia bercerita pernah mendapat panggilan tugas orang tenggelam di gorong-gorong.
Setelah sampai di lokasi kejadian, kata Junaidi, ternyata ada maling yang lepas dari tangkapan warga dan lari ke dalam gorong-gorong.
Menurut Junaidi itu sebenarnya bukan tugas pemadam kebakaran. Bahkan di luar jalur pemadam.
Sedihnya lagi, saat menjalani tugas tersebut, Junaidi ditumbuk oleh rekan se-timnya memakai pack hammer.
“Saya ditumbuk sama teman sendiri, nah dukanya di situ. Ditumbuk sama teman sendiri pakai pack hammer yang ujungnya tajam,” cerita Junaidi.
Setelah kejadian itu, Junaidi langsung dilarikan ke Rumah Sakit Siloam untuk menjalani perawatan. Beruntung kondisinya tak terlalu parah, hanya bengkak.
“Sampai dibawa ke Rumah Sakit Siloam, untungnya tidak terjadi apa-apa hanya bengkak,” lanjutnya.
Kendati demikian, Junaidi menyebut, kejadian tersebut tidak disengaja. Pasalnya, rekan se-tim Junaidi kala itu sedang emosi menunggu maling yang enggan keluar dari gorong-gorong.
“Kita juga sudah emosi dari jam 9 kita evakuasi sampai dengan jam 1 dia (maling) nggak mau keluar,” imbuhnya.*
LaporanĀ Hairulloh Rizki Zakaria