FORUM KEADILAN – Manajer Arema FC Wiebie Dwi Andriyas sempat terkena lemparan batu pada pipi kirinya oleh oknum Aremania. Insiden itu terjadi saat Wiebie menemui massa aksi demo Aremania di depan kantor Arema FC pada Minggu, 26/1/2023.
Kendati demikian, Wiebie berencana mengajak Aremania, yang merupakan para suporter Arema FC, untuk duduk bersama pasca insiden kericuhan tersebut.
Demo puluhan Aremania di depan kantor Arema FC, di Jalan Mayjen Panjaitan, Kota Malang, pada Minggu, 29/1/2023, berakhir ricuh lantaran ada aksi pelemparan batu yang mengakibatkan kaca kantor Arema FC pecah dan tiga orang korban luka-luka.
Saat ditemui awak media usai insiden tersebut, Wiebie mengatakan, sebenarnya dia sudah mengajak komunikasi perwakilan massa aksi yang mengatasnamakan Arek Malang itu, sebelum adanya aksi berujung ricuh tersebut.
“Dari kemarin pentolan sudah tak ajak komunikasi. Kalau terjadi ini sampai chaos kami gak tahu. Ini di luar dugaan,” terang Wiebie.
Wiebie berencana mengajak Aremania duduk bersama, dan mengedepankan komunikasi, ketimbang unjuk rasa yang berujung pada kericuhan.
“Setelah ini penginnya saya ingin duduk bareng, kita ini podo Malange. Bahkan di sini aku baru (menjabat manajer),” ujar Wiebie.
“Saya gak tahu kalau sampai terjadi begini. Wong aku pribadi ke keluarga korban sudah,” sambungnya.
“Cuman apa ya, saya gak bisa bayangkan, padahal sama-sama Malang,” imbuhnya.
Wiebie juga belum mengetahui nominal kerusakan yang dialami pasca pengrusakan kantor Arema FC. Dia menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian.
“Nilai kerugian saya belum tahu. Yang penting aku fokus arahan ke kepolisian,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menyebut, tiga korban luka telah dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur (Jatim) usai kericuhan saat demo Aremania di depan Kantor Arema FC. Kini korban masih menjalani perawatan medis.
“Informasi ada satu warga sekitar dan dua dari pihak Arema FC,” ujar Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto kepada awak media, Minggu petang.
Budi bilang, saat ini polisi masih menginventarisir dampak kerusakan yang diakibatkan lemparan batu dan kayu oknum Aremania. Budi juga menuturkan, pihak Arema FC akan melaporkan kerusakan kantor mereka ke polisi.
“Setelah itu, kita akan inventarisir terhadap kerusakan-kerusakan ini, akan kami terima laporan polisinya dari pihak manajemen Arema FC,” jelas Budi.
Pada demonstrasi tersebut, massa yang berpakaian hitam-hitam menuntut permintaan maaf manajemen Arema FC dan meminta mereka untuk bertanggungjawab karena persepakbolaan terhenti, serta meminta tanggung jawab tragedi Kanjuruhan.*