Alumni Ingatkan Rektor Unila Terpilih agar Pilih Kabinet yang Bersih

Rektor Universitas Lampung (Unila) terpilih, Lusmeilia Afriani. | Ist

FORUM KEADILAN – Alumni Unila Bersatu (AUB) mengingatkan Rektor Unila terpilih, Lusmeilia Afriani, akan banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang dihadapi demi memulihkan nama baik Unila dan mendorong kemajuan di kampus tersebut.

AUB melalui juru bicaranya, Edy Karizal meminta Lusmeilia menggunakan otoritasnya secara cerdas untuk membentuk ‘kabinet’ yang bersih, profesional, dan berwawasan kebangsaan.

Bacaan Lainnya

Dalam keterangan tertulis yang diterima FORUM KEADILAN, Senin, 8/1/2023, AUB menyatakan, Lusmeilia perlu mengakui sistem yang berjalan di Unila saat ini sangat bermasalah.

“Tertangkapnya rektor Karomani, ketua senat, dekan, dan para pejabat penting Unila karena kasus korupsi, oleh KPK, jelas-jelas menunjukan kerusakan yang sangat sistemik di Unila” ujar Edy.

AUB juga menyatakan, sejak penangkapan rektor Karomani dan para pejabat itu, para elit Unila hanya bersikap defensif dan tidak menyatakan kecaman keras. “Tidak terdengar pula upaya perbaikan sistem secara menyeluruh,” ujarnya.

AUB menyatakan, rektor Lusmeilia memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan tersebut. Salah satu caranya dengan bersikap profesional dalam menggunakan otoritas,  ketika memilih pembantu-pembantunya.

Lusmeilia perlu mengundang masukan, asesmen, judgement, dan penilaian dari lembaga eksternal seperti Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), TNI, Polri, BIN, Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT), Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memastikan proses rekrutmen pejabat Unila berjalan baik.

Selain itu, kata Edy, masukan publik juga perlu didengar. Oleh karena itu, proses pemilihan pejabat Unila harus dilakukan secara transparan.

Edy mengingatkan Lusmeilia jangan terjebak “office politics” dalam pemilihan para pembantunya. Apalagi jika ada aroma uang dan suap dalam tarik-menarik itu.

“Jangan takut pada tekanan politik dari mereka yang merasa punya kuasa di kampus. Buka semua ke publik, biar semua tahu siapa yang main-main politik. Kalau terbuka begitu, civitas akademika Unila pasti akan membantu,” ujar Edy.

Akhir Desember 2022 silam, Lusmeilia Afriani terpilih menjadi rektor pertama wanita Unila setelah meraih dukungan terbanyak pada Pemilihan Rektor Unila 2022, menyusul keluarnya suara dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Rabu, 28/12/2022 lalu.

Lusmeilia  adalah kuda hitam yang mendapat dukungan Kementerian dan mampu mengungguli dua kandidat kuat, Suharso dan Asep Sukohar, yang tadinya unggul dalam pemilihan tahap pertama di level senat universitas. Asep dan Suharso disebut-sebut punya kaitan kuat dengan kasus Karomani.

Pemilihan rektor itu sendiri  dilakukan menyusul tertangkapnya rektor Unila, Karomani, oleh KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT), di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 20/8/2022, dini hari.

Selain Karomani, empat orang lainnya juga diringkus dalam operasi yang dijalankan di Bandung dan Bandar Lampung tersebut.*