FORUM KEADILAN – Sebanyak 35 rumah warga rusak akibat gempa Karangasem, Bali, pada Selasa malam, 13/12/2022. Data itu berdasarkan hasil pemutakhiran Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem per hari ini, Rabu, 14/12/2022 pukul 06.00 WIB,
Adapun sebaran kerusakan rumah warga teridentifikasi di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Rendang dan Bebandem.
Melansir laman BNPB, selain kerusakan, BPBD Karangasem juga melaporkan dua warga mengalami luka-luka akibat peristiwa yang dipicu gempa dengan pusat 23 km timur laut Karangasem itu.
Salah satu korban luka-luka akibat terkena air panas karena panik saat gempa. Kedua korban telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem, Bali.
BPBD setempat masih melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi terdampak.
Baca juga: Gempa di Karangasem Bali, 8 Rumah dan 1 Balai Rusak
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya gempa. Peristiwa ini tidak dapat dideteksi dengan pasti dan dapat terjadi setiap saat.
“Warga yang wilayahnya berada di sekitar episenter gempa dapat melakukan pengecekan kondisi rumah sebelum memasukinya kembali. Pascagempa Karangasem ini, BNPB dan BPBD Provinsi Bali terus berkoordinasi dan memonitor BPBD di wilayah terdampak,” tulis Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Sebelumnya, Gempa bumi bermagnitudo (M) 5,2 melanda Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, pada Selasa, 13/12/2022, pukul 18.38 waktu setempat. Guncangan membuat panik warga masyarakat hingga keluar rumah.
Sumber gempa berada di laut 23 km timur laut Karangasem dengan kedalaman 10 km dan dirasakan warga sejumlah wilayah.
BMKG merilis, intensitas kekuatan gempa dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di wilayah Karangasem III – IV MMI, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Barat III MMI, Tabanan, Kuta, Buleleng dan Lombok Timur II MMI. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Sebelum gempa M 5,2 terjadi, beberapa gempa dengan magnitudo berbeda termonitor BMKG di sekitar Karangasem, yaitu M4,8 berada 20 km timur laut Karangasem dan 4,7 timur laut Karangasem. Kedua gempa ini berada di kedalaman 10 km.
Gempa susulan atau aftershock termonitor sebanyak 21 kali dengan magnitudo terbesar 4,5. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini akibat aktivitas sesar naik Flores atau Flores back arc thurst. Dilihat dari analisis mekanisme sumber gempanya, terjadi mekanisme pergerakan naik.
Guncangan gempa yang dirasakan warga Karangasem, Provinsi Bali, juga dirasakan warga di kabupaten lain, bahkan hingga mereka yang berada di Nusa Tenggara Barat.*