FORUM KEADILAN – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dirinya tidak mempermasalahkan ihwal kebijakan impor ataupun tidak impor beras. Menurut Syahrul, yang menjadi permasalahan saat ini adalah soal harga beras.
“Yang masalah kan bukan impor atau tidak, tapi kenapa harga ini, kita sikapi secara bersama. Saya, Mendag dan semua agar menyikapi. Mungkin saja kan ini masalah perdagangan yang harus kita selesaikan,” kata Syahrul di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa, 6/12/2022.
Soal Cadangan Beras Pemerintah (CBP), menurut Syahrul, CBP adalah soal kebijakan, bukan masalah ada atau tidaknya beras.
“Kalau cadangan beras itu kan kebijakan, bukan masalah ada beras atau tidak. Untuk lebih baik, ya mungkin nggak apa-apa,” kata dia.
Syahrul turut membahas prospek kapasitas stok beras di tahun depan. Dia menyebut, masa panen baru datang di bulan April 2023.
“Kan ada bulan-bulan tertentu di mana kita tidak panen maksimal, bukan puncak panen. Desember itu bukan puncak panen sampai nanti Januari Februari akhir, baru ada.
Baru April itu puncak panen. Tapi sebelumnya kan masih ada yang tersisa di kita,” jelas Syahrul.
Selain itu, dia juga menyinggung hal-hal yang selama ini menjadi persoalan. Salah satunya peramalan harga produksi tinggi akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Mentan meminta semua pihak untuk turun bersama dan menyingkirkan ego dalam menyikapi persoalan beras jni. Dia mengajak semua pihak memperhatikan lapangan, sesuai perintah Presiden Joko Widodo.
“Jadi perintah presiden tadi perhatikan lapangan. Faktualisasi data, jangan cuma di atas kertas. Kenapa harganya mahal. Negara harus ada membackup harga. Ketersediaan cukup, harga juga terjangkau,” pungkas Mentan Syahrul.
Harga beras menjelang Natal dan Tahun Baru mengalami kenaikan di sejumlah daerah. Kenaikan harga berkisar Rp500 hingga Rp1.000 per liter.
Maemun, penjual beras di kawasan Pasar Minggu mengeluhkan soal kenaikan harga beras. Ia kini harus menaikkan harga beras sebesar Rp500 per liter untuk setiap jenisnya.
“Kemarin Rp8.000 per liter beras paling murah, sekarang Rp8.500 per liter. Sebelumnya jual Rp8.000 per liter kita masih dapat untung dikit, sekarang enggak. Paling mahal Pandan Wangi Rp13 ribu per liter, naik Rp500. Ngerinya akhir tahun makin naik,” keluh Maemun, seperti dikutip dari CNN. *