Selasa, 21 Oktober 2025
Menu

Pelaku Mahasiswa Unud Bully Timothy Dikeluarkan Dari Program Koas

Redaksi
Universitas Udayana | Ist
Universitas Udayana | Ist
Bagikan:

Jika memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup, cobalah mengungkapkan apa yang dirasakan pada seseorang yang dapat dipercaya. Temui teman dan keluarga atau kunjungi psikolog untuk membantu dalam mengatasi pikiran tersebut.

FORUM KEADILAN – Orang tua korban mendiang Timothy Anugerah Saputra (21), mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, yang tewas diduga bunuh diri dan mengalami dugaan perundungan (bully) telah meminta agar polisi mengusut tuntas kematian anaknya.

Diketahui, sejumlah mahasiswa yang diduga terlibat mengolok-olok kematian Timothy yang mengalami dampak dari tindakan tersebut.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, mengeluarkan mahasiswa Unud yang mengejek korban bunuh diri dari program koas.

Sebagai informasi, koas atau co-assistant adalah program keprofesian bagi mahasiswa kedokteran melalui tahap pendidikan klinis di rumah sakit usai menyelesaikan gelar sarjana kedokteran (S.Ked).

Manajemen RSUP Ngoerah menilai bahwa sikap nirempati Fakultas Kedokteran Unud yang mengolok-olok korban bunuh diri menimbulkan citra buruk bagi rumah sakit dan kampus.

“RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi,” kata Plt Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah I Wayan Sudana melalui keterangan tertulis, Minggu, 19/10/2025.

Sudana menegaskan RSUP Prof Ngoerah, berupaya untuk menciptakan ruang belajar dan kerja yang aman, beretika, dan saling menghargai. Ia menekankan sikap para mahasiswa yang mengikuti program koas tersebut tidak mewakili RSUP Prof Ngoerah.

“Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngoerah,” tuturnya.

Sementara itu Manajer Umum dan Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, mengatakan belum dapat menyampaikan nama-nama mahasiswa yang diduga melanggar etika atau melakukan perundungan tersebut.

Tetapi dia mengatakan bahwa ada tiga mahasiswa koas yang diduga melakukan perundungan terhadap korban bunuh diri.

“Kalau nama kami belum berani sebut ya, karena masih pendalaman dari Unud,” ujar Dewa.

Diberitakan sebelumnya, Timothy yang merupakan mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi FISIP Unud meninggal dunia usai diduga melompat dari bangunan bertingkat gedung FISIP Unud, Denpasar, Bali, Rabu, 15/10. Polisi pun memastikan korban melompat dari lantai empat, bukan lantai dua seperti kabar yang sempat beredar.

Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi mengatakan korban sempat terlihat panik sebelum kejadian. Menurutnya, saksi melihat TAS muncul dari arah pintu lift dengan menggendong tas ransel dan memakai baju putih.

“Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus,” ujar Sukadi, Kamis, 16/10/2025.

Korban ditemukan tergeletak di depan lobi kampus FISIP Unud, lalu sempat dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar, namun nyawanya tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal pukul 13.03 Wita akibat pendarahan internal.

Sesuai kematian TAS, sejumlah tangkapan layar percakapan grup mahasiswa beredar di media sosial. Dalam percakapan itu, sejumlah mahasiswa lintas fakultas seperti FISIP, FKP, dan Kedokteran menertawakan kematian TAS. Mereka bahkan mengolok-olok dan membandingkan fisiknya dengan seorang konten kreator.

Sikap nirempati tersebut memicu gelombang kemarahan public. Banyak mahasiswa Unud dan warganet menilai tindakan itu tidak pantas dilakukan, apalagi oleh sesama mahasiswa kampus ternama. Ironis, beberapa pelaku justru aktif di organisasi kemahasiswaan.

Di samping itu, pada Senin, 20/10, Sukadi mengatakan bahwa polisi mulai mengusut kasus dugaan bunuh diri Timothy. Hal tersebut dilakukan usai keluarga korban melakukan pengaduan ke Polresta Denpasar.

“Orang tua korban melakukan Dumas ke Polresta untuk memastikan penyebab jatuhnya korban karena di medsos banyak informasi yang beragam,” ujar Kasi Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, kepada wartawan, Senin, 20/10/2025.

Ia mengatakan bahwa pihaknya juga sudah melakukan penyelidikan. Salah satu tindak lanjutnya adalah memeriksa sejumlah saksi.

“Polisi telah melakukan penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi,” tandasnya.*