Sabtu, 08 November 2025
Menu

GP Ansor Pasang Badan, Siap Hadapi Siapa Pun yang Demo PBNU

Redaksi
Ketua GP Ansor Addin Jauharudin | Twitter @Official_Ansor
Ketua GP Ansor Addin Jauharudin | Twitter @Official_Ansor
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Gerakan Pemuda (GP) Ansor meminta tidak ada lagi pihak yang melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ketua GP Ansor Addin Jauharudin meminta agar aksi tersebut dihentikan supaya marwah Nahdlatul Ulama (NU) dapat terjaga.

Sebab katanya, NU adalah kantor yang banyak membesarkan para tokoh.

“Kemarin cukup yang terakhir, kita jaga Marwah NU. Ini adalah kantor kita semua. Dari sini kita dididik, dibesarkan hingga menjadi seperti ini,” ujar Addin dalam keterangannya, Senin, 5/8/2024.

Addin menilai bahwa aksi yang dilakukan beberapa waktu lalu sudah kelewat batas dan juga melanggar etika NU.

Di samping itu, Mantan Ketua Umum PB PMII tersebut juga meminta supaya Barisan Serba Guna (Banser) GP Ansor dapat membantu mengamankan jika terjadi aksi demonstrasi lagi.

Ia meminta kepada Banser untuk mengusir hingga menggebuk jika ada massa yang melakukan aksi demo di depan kantor PBNU lagi.

“Siapa pun yang demo depan PBNU, apa pun urusannya, maka akan berhadapan dengan kami,” tegasnya.

Addin menegaskan bahwa gedung NU adalah gedung keramat, tempat para ulama berkhidmat.

“Wajib kita jaga. Ansor Banser akan siaga menunggu perintah ketua umum PBNU,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kelompok massa yang mengatasnamakan ‘Aliansi Santri Gus Dur Menggugat’ melakukan aksi damai di depan kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Jumat, 2/8/2024.

Aliansi ini secara tegas menuntut mundur Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, yang dinilai tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

“Gus Yahya dari awal mengaku siap untuk menjalankan roda kepemimpinan NU berdasarkan perjuangan dan ideologi Gus Dur (Abdurrahman Wahid Presiden ke-4 RI), tapi faktanya saat ini kepemimpinan beliau jauh sekali dari apa yang ia janjikan,” kata Koordinator Umum Aliansi Mohammad Sholihin saat diwawancarai di depan kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat.

Sholihin menilai, sikap Gus Yahya dan Gus Ipul selalu tunduk pada pemerintah dan sama sekali tidak bersikap kritis.

“Kalau kita lihat Gus Yahya dan Gus Ipul ini seperti agen pemerintah yang membabi buta, sama sekali tidak kritis. Kolaborasi dengan pemerintah sah-sah saja, tetapi jangan jadi cecunguk dan menghilangkan sikap kritis, karena itu jauh dari ideologi Gus Dur,” ujarnya.

Mereka menuntut reformasi di tubuh PBNU karena dianggap sudah keluar dari idealisme Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat Nahdliyin.

“Bentuk kecintaan kami terhadap NU yang diekspresikan dengan aksi unjuk rasa ini, karena dalam langkah kepemimpinan Gus Yahya (Yahya Cholil Staquf/Ketua Umum PBNU) ketika terpilih dalam Muktamar NU ke-34 di Lampung 2021 silam mengusung idealisme Gus Dur. Tapi nyatanya jauh dari praktik yang ada,” kata Koordinator Umum Aliansi Mohammad Sholihin saat ditemui wartawan, Jumat.

Oleh karena itu, Sholihin mengajak para pengurus PBNU untuk kembali ke jalan idealisme Gus Dur, yang semangat akan peradaban dan peduli terhadap masyarakat bawah.*