FORUM KEADILAN – Indonesia bersama dengan Uni Eropa tengah mempercepat penyelesaian kerja sama perdagangan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menerima delegasi Komite Perdagangan Internasional (INTA) dari Parlemen Uni Eropa, yang dipimpin oleh Hoon. Bernd Lange, di Jakarta, Selasa, 15/4/2025.
IEU-CEPA adalah perjanjian strategis yang bertujuan membuka akses pasar, memperkuat investasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Di tengah ketidakpastian perdagangan global akibat kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat, percepatan IEU-CEPA kami pandang sebagai langkah strategis,” ujar Luhut dalam keterangan resminya pada Selasa.
“Untuk mendiversifikasi mitra dagang dan mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu,” tambahnya.
Menurutnya, Uni Eropa saat ini adalah mitra dagang dan investasi utama Indonesia yang juga membuka akses ke pasar global yang lebih luas. Sementara, negosiasi IEU-CEPA telah berlangsung hampir satu dekade, melalui 19 putaran pembicaraan dan perjanjian.
Sehingga ke depannya, kerja sama ini diharapkan tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia, terutama di sektor-sektor unggulan seperti tekstil, alas kaki, pertanian, perikanan.
Dalam pertemuan, Luhut menegaskan bahwa komitmen Indonesia terhadap reformasi dan deregulasi kebijakan perdagangan.
“Pemerintah Indonesia saat ini tengah melakukan penyederhanaan prosedur dan penurunan biaya ekonomi untuk menciptakan iklim usaha yang lebih efisien dan kompetitif,” tuturnya.
“Indonesia siap terus berdialog dan mencari solusi yang saling menguntungkan untuk menyelesaikan negosiasi IEU-CEPA,” imbuhnya.
IEU-CEPA mencakup tiga pilar utama, yakni akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi dan pengadaan publik, harmonisasi regulasi perdagangan, serta kerja sama dan peningkatan kapasitas.
Diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaksanakan pertemuan virtual dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic sebagai upaya mempercepat penyelesaian perundingan IEU-CEPA.
Sefcovid dalam pertemuan tersebut menyampaikan komitmen beserta harapan pihak Uni Eropa untuk dapat segera menuntaskan perundingan IEU-CEPA pada Semester I 2025.
“Struktur pasar dan ekonomi yang berbeda antara Uni Eropa dan Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang pasar,” ujar Sefcovic.
Walaupun terdapat beberapa isu yang tersisa pada proses negosiasi, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia tidak membatasi peluang untuk masuknya investasi.
“Dengan diselesaikannya IEU-CEPA, Indonesia berharap dapat mengundang investor asal UE untuk dapat menjajaki pasar di Indonesia,” kata Airlangga.*