Heboh Tagar #KaburAjaDulu, Komisi XIII: Tantangan Bagi Kita Semua

FORUM KEADILAN – Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menanggapi tren tagar #KaburAjaDulu yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Menurutnya, fenomena ini merupakan bentuk ekspresi yang muncul dari kekecewaan masyarakat, namun perlu disikapi dengan pemahaman yang lebih luas mengenai tanggung jawab terhadap tanah air.
“Ya, prinsipnya kita kan cuma mengenal satu kewarganegaraan. Dan itu memanglah hak asasi. Tapi ada pepatah, hujan emas di rantau orang, hujan batu di kampung sendiri, lebih baik di kampung sendiri. Tentu ini menjadi tantangan bagi kita semua,” ujar Willy di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin, 17/2/2025.
Willy menegaskan bahwa setiap individu berhak mencari kehidupan yang layak di mana saja, tetapi tetap memiliki tanggung jawab moral terhadap tanah airnya. Ia mengajak masyarakat untuk melihat persoalan ini dengan semangat patriotisme.
“Bagaimana spirit patriot kita? Kita lahir di sini, sanak famili kita di sini. Tentu ini menjadi moral obligation kita. Jadi saya pikir kita harus belajar, kita harus edukasi. Emosi itu wajar, itu kan cuma ekspresi pelarian,” lanjutnya.
Lebih jauh, Willy mengingatkan bahwa membangun negara adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. Ia menilai, pemerintahan saat ini di bawah Presiden Prabowo Subianto, telah menunjukkan komitmen untuk memperbaiki keadaan.
“Ini sudah berubah, rezim pemerintah sudah berganti, dan kami melihat spirit Pak Presiden Prabowo untuk menjemput ini sangat bagus. Jadi kita yang harus jaga, ya gorengan enak, tapi kolesterolnya tinggi. Jadi kita sama-sama jaga kolesterol saja,” kata Willy dengan analogi.
Ia pun mengajak masyarakat untuk tetap berkontribusi dalam pembangunan bangsa, seraya mengingatkan bahwa tanah air adalah bagian dari identitas dan tanggung jawab bersama.
“Tapi saya tegaskan, ini negara tanah air kita. Ayo sama-sama kita bangun. Tanah air kita ini ibu pertiwi kita,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tagar #KaburAjaDulu tengah ramai di media sosial X. Tagar itu merupakan suatu ajakan atau kampanye untuk hidup di luar negeri.
Fenomena tersebut semakin menguat seiring dengan maraknya perdebatan tentang kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, serta tantangan sosial yang dihadapi generasi muda.*
Laporan Muhammad Reza