Kamis, 19 Juni 2025
Menu

Gus Yahya Usul Agar Dana Infak-Sedekah Bantu Makan Bergizi Gratis

Redaksi
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya | Ist
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memberikan usul agar dana infak dan sedekah digunakan juga untuk mendukung program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto makan bergizi gratis (MBG).

“Sebetulnya NU sendiri, Lazis NU sendiri, sekarang sedang kami minta untuk mengembangkan program-program pemanfaatan dana-dana infak dan sedekah itu untuk program-program yang kurang lebih tujuannya sama, program-program peningkatan gizi makanan untuk siswa,” ujar Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Senin, 13/1/2025.

Dana infak dan sedekah yang selama ini biasa dikelola berbagai lembaga pengelola zakat, infak dan sedekah, kata Gus Yahya, bisa juga digunakan untuk memberikan menu tambahan dalam program MBG. Misalnya dengan memberikan tambahan menu susu atau telur kepada para siswa yang saat ini diketahui belum ada dalam MBG.

“Mungkin tambahan misalnya bubur kacang hijau, tambahan gizi seperti itu ini sangat memungkinkan,” ungkap Gus Yahya.

Gus Yahya pun mengungkapkan bahwa dana infak dan sedekah ini lebih fleksibel digunakan untuk mendukung program MBG ketimbang zakat. Hal ini karena ia menganggap, apabila dana zakat digunakan untuk program MBG, maka tidak bisa semua sasaran menerimanya.

“Karena zakat ini harus diterima oleh kelompok-kelompok yang spesifik yang di dalam wacana fisik sebagai kelompok-kelompok yang menjadi target yang diperbolehkan menerima zakat. Tapi di berbagai lembaga pengelola, itu kan bukan cuma zakat yang dikelola, tapi ada juga infak dan sedekah, yang itu lebih longgar,” kata Gus Yahya.

Selain itu, Gus Yahya juga akan membentuk Pusat Komunitas Tangguh dan Kewirausahaan Sosial yang digagas sebagai proyek kerja sama antara PBNU dengan PT Power Pro Lte.

Program ini, ujar Gus Yahya, adalah upaya menangani permasalahan sampah dan menjadikannya sebagai komoditi bisnis.

Produk-produk yang dihasilkan dari program tersebut berupa furnitur dan bahan bangunan sampai menghasilkan pupuk organik.

“Ini adalah satu desain bisnis sampah yang melibatkan masyarakat dalam hal ini keluarga,” pungkas dia.*