Selasa, 24 Juni 2025
Menu

Pemerintah Fokus Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting, Pilot Project Dimulai di NTT

Redaksi
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, bersama dengan jajaran Wakil Menteri lainnya, di kantor BKKBN, Jakarta Timur, Senin, 13/1/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, bersama dengan jajaran Wakil Menteri lainnya, di kantor BKKBN, Jakarta Timur, Senin, 13/1/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, bersama dengan lintas kementerian lainnya menggelar rapat koordinasi terkait persiapan program pentahelix yang bertujuan untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting di Indonesia.

Program ini menjadi bagian dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Keputusan Presiden tentang Penurunan Stunting.

“Kita akan melaksanakan pilot project di Nusa Tenggara Timur (NTT), karena wilayah ini memiliki angka kemiskinan ekstrem dan stunting yang cukup tinggi. Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga tentu tidak bisa bekerja sendirian, sehingga kami meminta dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Menteri Kesehatan, Menteri Desa, serta kementerian lainnya,” katanya dalam konferensi pers, di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta Timur, Senin, 13/1/2025.

Ia menambahkan bahwa 15 persen dari dana desa akan dimanfaatkan untuk mendukung program ini.

“Kami juga mengandalkan peran serta berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan program ini,” tambahnya.

Program ini turut menggadeng Kementerian Pendidikan Tinggi dalam pelaksanaannya. Menteri Pendidikan Tinggi Satryo Soemantri Brodjonegoro menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menyukseskan program ini. Dua kampus besar, Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang, ditunjuk untuk mendukung implementasi program ini di NTT.

“Perguruan tinggi diharapkan memberikan dampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara di wilayah masing-masing. Untuk program ini, kami mendorong kedua kampus tersebut memaksimalkan seluruh kekuatannya, termasuk riset dan inovasi, guna mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting di NTT,” ujar Satryo.

“Setiap kampus memiliki kekuatan luar biasa. Kami akan mengerahkan dosen dan mahasiswa untuk membantu masyarakat di NTT melalui upaya konkret yang berbasis ilmu pengetahuan dan riset.” pungkasnya. *

Laporan Novia Suhari