Pilkada Jakarta: RK-Suswono dan Pramono-Rano Bersaing Ketat, Dharma-Kun Tak Siap

Pengamat Politik Univesitas Al-Azhar Ujang Komarudin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis 2/11/2023 I Ari Kurniansyah
Pengamat Politik Univesitas Al-Azhar Ujang Komarudin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis 2/11/2023 I Ari Kurniansyah

FORUM KEADILAN – Ada tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan berlaga di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Ketiga pasangan itu antara lain Ridwan Kamil (RK)-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Ketiga pasangan tersebut mulai melakukan sosialisasi politik seraya menyerap aspirasi dari masyarakat. Hal itu dilakukan untuk merebut hati masyarakat Jakarta, bahkan tak jarang ketiga pasangan itu melontarkan janji-janji manis.

Bacaan Lainnya

Kendati sudah melakukan sosialisasi dan bersilaturahmi dengan pemilik suara di Jakarta, namun di antara ketiganya ada yang belum mampu meluluhkan hati masyarakat.

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, sejauh ini hanya ada dua pasangan yang menonjol dan dianggap mampu merebut hati masyarakat, yakni pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno.

Menurut Ujang, kedua pasangan tersebut cukup bersaing untuk menempati posisi pertama di hati masyarakat Jakarta. Sementara pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana yang notabene berangkat dari jalur independen mengalami kesulitan untuk menyaingi kedua pasangan rivalnya.

“Sedangkan pasangan Dharma-Kun Wardana itu kelihatannya sudah tertinggal, sulit beradu menantang dua pasangan dari partai politik. Saya sih melihat persaingan itu lebih banyak pada dua kandidat ya, dua pasangan Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung dengan Rano Karno,” kata Ujang kepada Forum Keadilan, Sabtu, 7/9/2024.

Salah satu indikasi ketidakmampuan bersaingan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana, kata Ujang, lantaran pasangan ini kurang serius dalam menjalani pertandingan di Pilkada 2024.

Pasangan ini juga jarang menghadiri acara-acara yang selayaknya dihadiri, setidaknya untuk meraup simpati dan suara masyarakat. Beda dengan kedua pasangan lainnya kerap hadir sekalipun terkadang diwakili oleh orang terdekatnya.

“Itu artinya ya kurang siap dalam konteks tadi, untuk bersaing di pilkada, tetapi apa pun itu ya kita tunggu saja ke depan pergerakan dari pasangan dan wakilnya apakah nanti ke depannya bisa progresif atau tidak,” ujarnya.

Di lain sisi, Ujang menilai, janji-janji yang disampaikan oleh ketiga pasangan calon dalam setiap kunjungan maupun saat ditanya awak media, ada yang tidak masuk akal.

Padahal, lanjut Ujang, janji tersebut harus berdasarkan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk mencari solusi dari semua permasalahan yang ada di Jakarta.

Menurut Ujang, salah satu janji yang tidak masuk akal dan berlebihan adalah janji yang diutarakan oleh Dharma Pongrekun-Kun Wardana, untuk menggratiskan tiket masuk bagi para penggemar klub sepak bola Persija atau yang biasa dikenal dengan The Jakmania saat klub kesayangannya bermain.

“Lalu Jakmania masuk gratisin tiketnya itu menurut saya terlalu berlebihan yang (dijanjikan oleh) Dharma-Kun itu,” ucapnya.

Beda halnya dengan janji Ridwan Kamil-Suswono yang disebut akan membangun Giant Sea Wall di kawasan Jakarta Utara. Menurut Ujang, janji tersebut masih masuk akal dan bisa direalisasikan.

“Iya soal masuk akal kelihatannya ada yang masuk akal dan tidak tetapi itu kan janji, itu program yang bisa direalisasikan dan juga bisa tidak. Iya kita lihat saja nanti. Giant Sea Wall itu bisa direalisasikan atau tidak,” tuturnya.

“Tapi Giant Sea Wall mungkin masih bisa, tetapi apa pun itu ya mereka bisa membuat program yang terukur yang realistis seperti itu,” imbuhnya.

Lepas dari persoalan masuk akal atau tidak, Ujang justru menilai positif semua janji yang disampaikan oleh para pasangan calon tersebut, karena diucapkan untuk semata-mata memberikan solusi atas semua permasalahan yang dialami masyarakat.

“Saya sih melihatnya ketiga programnya bagus, tapi mana nanti yang lebih realistis mana yang lebih progresif dan mana yang lebih menjadi kebutuhan masyarakat, itu tergantung nanti ketika siapa yang terpilih,” paparnya.

Untuk diketahui, ketiga pasangan calon tersebut sudah mendaftarkan diri kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) DKI Jakarta pada 27-29 Agustus 2024 lalu.

Di antara ketiga pasangan calon itu, Ridwan Kamil-Suswono menjadi salah satu pasangan yang diusung oleh banyak 15 partai. Antara lain, Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, Prima, PKN, dan Garuda.

Sementara pasangan Pramono Anung-Rano Karno hanya diusung oleh PDIP dan kemudian Partai Hanura ikut mendukungnya. Adapun Dharma Pongrekun-Kun Wardana merupakan pasangan yang mencalonkan secara independen di Pilkada Jakarta 2024.*

Laporan M. Hafid

Pos terkait