FORUM KEADILAN – Fenomena calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) berkampanye di media sosial menjadi trend baru belakangan ini. Para pasangan calon (paslon) berlomba-lomba merebut simpati pengguna media sosial, khususnya live atau siaran langsung di TikTok.
Pakar Komunikasi Politik dari Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menanggapi fenomena kampanye di media sosial. Menurut Dedi, pemberi suara terbanyak pada Pilpres 2024 ini berasal dari kalangan anak muda yang notabene mereka aktif di media sosial.
“Gen media sosial aktif menyumbang angka 52% dalam Pilpres 2024 mendatang, situasi ini membuat media sosial menjadi ruang pertarungan sengit antar kandidat,” kata Dedi kepada Forum Keadilan, Senin 1/1/2024.
Dari ceruk suara yang besar itu, menurut Dedi, capres dari nomor urut 2, Prabowo Subianto dianggap mendapatkan dukungan terbanyak, yakni sebanyak 31 persen.
“Dalam catatan survei, masih didominasi Prabowo yang mencapai dukungan generasi muda 31 persen. Lalu Ganjar dan Anies. Kini Anies mulai merambah ke generasi pemilih muda,” ujarnya.
Kendati begitu, Dedi menilai, bahwa dukungan generasi muda di media sosial tidak bisa dipastikan akan memberikan suaranya di kehidupan nyata.
“Hanya saja, media sosial sulit diadaptasi hingga ke pemilihan, mereka masih lebih ramai di media sosial dibanding realitas,” pungkasnya.
Sebelumnya, capres dari nomor urut 1, Anies Baswedan melakukan live di media sosial TikTok pertama kali pada Jumat, 29/12/2023 lalu. Dari live tersebut dia mendapat 302.700 viewers selama 27 menit berdialog dengan warganet.
Mahfud MD, cawapres dari nomor 3 juga mengikuti jejak Anies melakukan live di TikTok pada Minggu, 31/12. Sekalipun viewers-nya tidak sebanyak Anies, namun Mahfud mendapat respons positif dari warganet.
Meski tidak melakukan live di TikTok, Prabowo sudah lebih dulu membentuk karakter ‘gemoy’ di aplikasi tersebut. Karakter itu dinilai berbuah positif karena dapat memikat hati para anak muda.*
Laporan M.Hafid