FORUM KEADILAN – Ketua Umum (ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyinggung orang baru berkuasa mau bertindak seperti Orde Baru (Orba) dalam pidatonya.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, memberikan tanggapannya. Ia mempertanyakan kepada wartawan, siapa yang dimaksud ‘penguasa’ oleh Megawati.
“Yang penguasa itu siapa dulu? Definisi penguasa itu siapa? Siapa,” ujar Kaesang kepada wartawan di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 29/11/2023.
Kaesang kembali bertanya kepada wartawan mengenai apakah saat ini pihak yang menghina Presiden Jokowi ditangkap. Ia kemudian menjelaskan, jika ada penegakan hukum, penghinaan yang dilayangkan seharusnya tidak terlalu jauh.
“Teman-teman semua, saya katakan di media sosial, ngomong sesuatu menghina Pak Presiden ditangkap nggak? Oke ditangkap, ketika menghina terlalu jauh. Tapi apakah sebuah forum diskusi, atau apa namanya, sampai ada orang yang menangkap atau melakukan seperti itu, ada? Nggak ada toh?” lanjut Kaesang.
Kaesang mengaku tidak memahami definisi Orba yang dimaksudkan oleh Megawati karena dirinya masih berusia dini dan tidak mengalami masa tersebut.
“Saya nggak tahu maksudnya definisi seperti Orde Baru seperti apa dulu, karena saya sendiri kan saya tidak mengalami. Karena waktu itu saya masih umurnya kecil, jadi saya nggak mengalami,” tambah Kaesang.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyinggung penguasa bertindak seperti zaman Orde Baru saat menghadiri Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin, 27/11.
“Mestinya Ibu (menceritakan dirinya sendiri) nggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Tahu nggak, kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?” kata Megawati, dikutip, Selasa, 28/11.
Megawati lalu menyemangati relawan untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Benar tidak? merdeka, merdeka, merdeka. Menang kita….? Ganjar-Mahfud satu putaran..?” ujar Mega disambut riuh para relawan.
Megawati kemudian menyebut bahwa ada pihak yang seolah tidak menghormatinya, meskipun dirinya adalah Presiden RI ke-5.
“Kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Loh, kenapa? Loh saya jelek-jelek pernah presiden, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia,” kata Megawati.
Megawati kemudian menyatakan bahwa ia siap bersaing.
“Saya tentu tidak, apa, nurani saya ya terbuka dong, loh ini gimana sih? Maunya apa sih? Mari kalau mau bersaing,” imbuhnya.*