Elektabilitas Prabowo-Gibran Tak Goyah di Tengah Isu Dinasti dan Nepotisme

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka | Twitter/X @Gerindra
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka | Twitter/X @Gerindra

FORUM KEADILAN – Berbagai kontra, kecaman mengenai isu dinasti politik hingga tudingan nepotisme terkait pencalonan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), nyatanya tidak berpengaruh terhadap elektabilitas pasangan nomor urut 2 tersebut.

Sederet hasil yang diumumkan beberapa hari terakhir oleh berbagai lembaga survei menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran unggul jauh dari pasangan calon (paslon) lainnya dalam Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya

Setidaknya ada enam lembaga survei yang dalam bulan November ini menunjukkan keunggulan Pasangan Prabowo-Gibran.

Pada Kamis, 9/11/2023, survei Populi Center mengumumkan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran mencapai 43,1 persen, diikuti oleh pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 23 persen, dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebesar 22,3 persen.

Lalu pada Jumat, 10/11, lembaga survei Poltracking Indonesia juga memperlihatkan keunggulan Prabowo-Gibran dari paslon lainnya. Prabowo-Gibran di angka 40,2 persen, Ganjar-Mahfud 30,1 persen, dan Anies-Muhaimin 24,4 persen.

Political Weather Station (PWS) pada Jumat, 10/11, juga memperlihatkan pola serupa. Pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan elektabilitas 39,7 persen diikuti Ganjar-Mahfud 34,8 persen dan Anies-Muhaimin 22,4 persen.

Hasil dari Indikator Politik pada Minggu, 12/11, pun menunjukkan Prabowo-Gibran unggul dengan angka 39,7 persen, diikuti oleh Ganjar-Mahfud dengan 30,0 persen, dan terakhir Anies-Muhaimin dengan 24,4 persen.

Dalam dua hari terakhir, survei Polling Institute serta Lembaga Survei Nasional (LSN) juga mencatat elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran berada di posisi puncak mengalahkan dua lawannya.

Pada Kamis, 23/11, Peneliti Polling Institute Kennedy Muslim mengatakan, berdasarkan survei 15-17 November 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 43,2 persen. Kemudian, Anies-Muhaimin 24,3 persen dan Ganjar-Mahfud sebesar 24,1 persen.

Kemudian, LSN di hari berikutnya, Jumat, 24/11, menunjukkan Prabowo-Gibran memiliki elektabilitas 42,1 persen, diikuti oleh Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin yang memiliki perolehan suara dengan selisih tipis.

“Bagian terbesar pemilih, 42,1 persen, akan memilih paslon Prabowo-Gibran. Kemudian, sebanyak 28,8 persen akan milih paslon Ganjar dan Mahfud diikuti paslon Anies-Cak Imin yang dipilih oleh 25,2 persen responden,” kata Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam jumpa pers daring, Jumat, 24/11.

Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono, menilai bahwa hal tersebut merupakan wujud rasa cinta masyarakat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Prabowo-Gibran.

“Ini kekuatan cinta dari masyarakat Indonesia. Terbukti bahwa rekam jejak dan prestasi-lah yang kemudian menjadi pertimbangan utama. Apa yang dilakukan Pak Jokowi selama sembilan tahun sebagai Presiden dibalas dengan rasa cinta dan kepercayaan dari masyarakat. Begitu juga figur Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan yang memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap bangsa, serta Mas Gibran sebagai sosok yang mewakili anak muda yang berprestasi adalah sebuah keunggulan yang mustahil bisa dikalahkan dengan fitnah, ejekan, serta drama yang digulirkan oleh aktor-aktor politik,” ujar Budisatrio dalam keterangannya, dikutip, Sabtu, 25/11.

Budi mengatakan, hasil survei tersebut juga menunjukkan, masyarakat Indonesia tidak terpengaruh oleh kampanye yang bersifat saling menjelekkan dan penuh drama.

“Dari sisi Pasangan Prabowo-Gibran sendiri, instruksi dari Pak Prabowo sudah sangat jelas. Tidak boleh menjelek-jelekkan pasangan lain, dan selalu menggunakan pesan persatuan dan politik merangkul. Kita harus menghadapi Pemilu dengan riang gembira dan nantinya juga membangun Indonesia secara bersama-sama,” jelas dia.

Prabowo-Gibran Naik, Ganjar-Mahfud Turun

Di sisi lain, saat Prabowo-Gibran elektabilitas selalu naik, pasangan Ganjar-Mahfud menurun sejak tiga bulan terakhir.

Dalam analisis pembicara LSI Denny JA Adjie Al Faraby, salah satu alasan yang menyebabkan elektabilitas Ganjar-Mahfud turun adalah serangan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Blunder kubu Ganjar atau PDIP, Jokowi semakin diserang justru pendukung Jokowi semakin banyak pergi dari pasangan Ganjar-Mahfud. Ketika kita coba buat breakdown dari simulasi tiga paslon, lalu kita coba buat simulasi breakdown pemilih puas dan kurang puas, pilihan atau dukungan pemilih yang puas terhadap kinerja Jokowi ke pasangan Ganjar-Mahfud justru mengalami penurunan,” kata Adjie, Senin, 20/11.

Adjie mengatakan, serangan dari kubu Ganjar-Mahfud ke Jokowi membuat 7,5 persen pendukung Presiden ke-7 RI itu meninggalkan Ganjar. Ia menyebut, pendukung Jokowi berpaling dari Ganjar saat menghadapi serangan tersebut.

“Di Oktober waktu itu di angka 39,4 persen, di November 2023 turun di angka 31,9 persen. Jadi ada blunder yang dilakukan kubu Ganjar, karena semakin menyerang Jokowi, ternyata justru dukunganya di pemilih yang puas terhadap Jokowi justru mengalami penurunan. Ada penurunan 7,5 persen pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi lari dari pemilih Ganjar,” ucapnya.

Turunnya elektabilitas Ganjar-Mahfud pun direspons Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Ia mengatakan, hal itu akan menjadi evaluasi pihaknya.

“Untuk TPN dan partai-partai yang mendukung Mas Ganjar itu akan menjadi evaluasi bagi kami dan tantangan untuk bisa ke depannya memperbaiki hal-hal yang membuat posisi dari calon presiden Mas Ganjar dan Pak Mahfud itu mungkin melakukan hal-hal atau suatu pernyataan yang memang harus dievaluasi,” kata Puan Maharani di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 21/11.*

Pos terkait