Sosiolog: Program Makan Gratis Prabowo Sulit Direalisasikan

Bakal calon presiden (capres) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam deklarasi Partai Gelora | YouTube Gerindra TV
Bakal calon presiden (capres) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam deklarasi Partai Gelora | YouTube Gerindra TV

FORUM KEADILAN – Sosiolog Musni Umar mengapresiasi program makan gratis untuk anak-anak dan ibu hamil apabila Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden. Namun mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun tersebut menilai, program itu sulit direalisasikan.

“Kita harus mempertanyakan, mampu atau tidaknya anggaran kita untuk melaksanakan program tersebut. Biaya pendidikan saja terus berkurang, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita tidak mencukupi,” ujar Musni kepada Forum Keadilan, Jumat, 8/9/2023.

Bacaan Lainnya

Musni menjelaskan, dalam tatanan masyarakat, yang terpenting memang kesehatan. Tetapi, gizi yang sehat saja tidak cukup. Anak-anak juga harus diberikan pendidikan, dan semuanya terikat dengan anggaran.

“Itu tidak mungkin tanpa adanya lapangan pekerjaan. Bagaimana orang sehat kalau tidak ada penghasilan. Negara belum sanggup memberi uang,” ungkap Musni.

Terlebih lagi, lanjut Musni, APBN selama ini kan diberikan kepada hal-hal yang tidak begitu mendesak. Harusnya dengan keterbatasan anggaran, dahulukan skala prioritas.

“Belum lagi utang kita sudah menggunung. Orang berjanji boleh saja, tetapi coba laksanakan dulu pada saat berkuasa. Masing-masing kementerian kan punya pendapat, coba saja dulu dijalankan, mumpung masih ada kesempatan,” katanya.

Sependapat, Sosiolog Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Bakhrul Khair Amal menyebut program Prabowo itu tidak masuk akal.

“Nggak lah. Janji kan belum menjadi fakta. Sebelum dan sesudah kan bisa saja berubah,” ujar Bakhrul, 8/9.

Bakhrul menjelaskan, kalaupun program tersebut dapat direalisasikan, tidak akan menyelesaikan masalah.

“Sering kali bantuan itu seolah-olah diberikan hari ini, dan habis hari ini. Bantuan itu menghasilkan ketergantungan terhadap perangkat kemiskinan,” tegasnya.

Upaya meningkatkan kesejahteraan, kata Bakhrul, perlu pemberdayaan profesi, kemampuan, keterampilan, dan pola pikir.

Bakhrul menilai, memang program pemberian makan gratis untuk anak dan ibu hamil bagus untuk kesehatan. Tetapi, harus didukung program lain yang berjalan.

“Memang program kesehatan itu. Tetapi on going progress-nya apa? Kalau pemberdayaan dan peningkatan keterampilan itu kan jelas mendukung dalam ekonomi, menghasilkan pendapatan bulanan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menjelaskan, salah satu program unggulan yang akan dilakukan jika Prabowo menjadi presiden ialah menyiapkan program makan gratis anak-anak hingga ibu hamil tiap harinya.

“Saya ditantang dan tim ahli kita ditantang apa kita mampu sebagai negara untuk membiayai ini? Kita sudah hitung untuk program satu kali makan setiap hari, 365 hari kita perlu Rp400 triliun tambahan setiap tahun. Apakah ada uangnya? Tim ahli kita sudah hitung secara masak-masak bakal ada uang itu Rp400 triliun,” jelas Hashim, 6/9.*

Laporan Charlie Adolf Lumban Tobing

Pos terkait