Pengkhianatan di KPP karena Godaan PDIP?

Koalisi Perubahan untuk Persatuan
Koalisi Perubahan untuk Persatuan | ist

FORUM KEADILAN – Isu penghianatan menimpa Koalisi Perubahan dan Persatuan (KKP), koalisi pengusung bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan. Diketahui koalisi itu terdiri dari PKS, Demokrat, dan NasDem.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Adi Prayitno menilai KKP berguncang pasca-muncul peluang Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.

Bacaan Lainnya

Menurut Adi, hal itu mungkin menjadi dasar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut adanya pengkhianatan di tubuh koalisi pendukung Anies. Adi curiga adanya godaan dari PDIP mengingat peluang duetkan Ganjar-Anies datang dari Ketua DPP PDIP Said Abdullah.

“Ya keluarnya pernyataan itu, mungkin karena ada godaan dari PDIP soal kemungkinan menduetkan Ganjar dan Anies,” ujar Adi kepada Forum Keadilan, Rabu, 23/8/2023.

Adi berpandangan, ucapan pengkhianat yang terlontar dari Andi Arief sebenarnya memang ditujukan untuk NasDem. Sebab, menurut Adi, saat ada godaan dari PDIP, NasDem sebagai salah satu anggota koalisi seakan menyambut tawaran tersebut.

“Andi Arief itu sebenarnya ingin menuding NasDem, karena ia mengatakan hanya Demokrat dan PKS yang tetap ada di Koalisi Perubahan. Itu artinya, NasDem dinilai potensial akan hengkang,” lanjutnya.

Adi sendiri menilai, tawaran PDIP sebenarnya masuk akal dan sangat mungkin dipertimbangkan oleh NasDem. Kalau proposal politik yang ditawarkan PDIP rasional dan bisa menjamin kemenangan, bukan tidak mungkin NasDem menerimanya.

“Anies ini memiliki ceruk pemilih yang saya kira akan melengkapi Ganjar Pranowo, begitu pun sebaliknya. Sesuatu yang tidak dimiliki Anies, ya dimiliki oleh Ganjar Pranowo,” ungkapnya.

Adi berpendapat, sebenarnya kata pengkhianatan sudah tidak tepat untuk digunakan saat ini. Sebab, partai-partai sudah mulai berpikir bagaimana menyelamatkan dirinya masing-masing.

KPP sendiri, menurut Adi, punya poros yang solid. Tetapi kalau kalkulasi politiknya tidak matang, bukan tidak mungkin salah satu partainya angkat kaki dan bergabung dengan koalisi lain.

Untuk itu, Adi menyatakan tidak sependapat apabila isu pengkhianatan di KPP dikatakan sebagai usaha untuk menjegal Anies.

“Jadi, bukan soal menghambat tidak menghambat Anies. Tetapi pola pikirnya itu untung dan rugi, serta soal bagaimana bisa menang,” tukasnya.*

Laporan Charlie Adolf Lumban Tobing

Pos terkait