Mantan Elit Nasdem Bagian Dari Penggembosan?

Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh
Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh | ist

FORUM KEADILAN – Partai NasDem dihempas berbagai isu negatif secara beruntun. Dukungan dan deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024 ditenggarai sebagai pemantiknya.

Di satu sisi dianggap sebagai upaya penggembosan yang terencana dan terstruktur, di sisi lain, fakta hukum tak kuasa disangkal, seolah menjadi bagian dari alur kisahnya.

Bacaan Lainnya

Setidaknya tiga peristiwa besar yang terjadi baru-baru ini, mewakili dugaan tersebut. Diawali kasus dugaan korupsi proyek BTS manta Menkominfo sekaligus Sekjen Nasdem Johny G Plate, kemudian disusul dugaan pelecehan seksual Ketua Komisi VII DPR RI fraksi NasDem Sugeng Suparwoto

Terbaru, ratusan kader NasDem Kabupaten Indramayu melakukan aksi mencopot atribut partai, termasuk kaos yang dikenakan viral di media sosial sejak kemarin. Tindakan itu berlatarbelakang isu kekecewaan atas praktik mahar diminta kepada Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Indramayu, Yosep Husein Ibrahim.

Calon legislatif (caleg) DPR itu mengungkap praktik mahar senilai Rp 3,5 miliar untuk merubah nomor urutnya dari posisi 3 ke 2. Sejurus kemudian isu bedol desa kader NasDem di Indramayu dan Cirebon ke Partai Perindo menyeruak ke publik.

Sulit menyangkal rentetan peristiwa tersebut terjadi secara alami. Nasdem tak kuasa menyangkal fakta peristiwa. Nasdem sadar amplifikasi framing sebagai partai bobrok dan kader busuk sedang berlangsung untuk menurunkan elektabilitas partai.

Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat, Saan Mustopa kepada Forum Keadilan menjelaskan perihal mahar nomor urut calon legislatif yang digungkan Ibrahim. Partai NasDem sejak awal berdiri menurut Saan tak pernah menetapkan mahar bagi para kader yang ingin maju sebagai caleg.

“Saya tegaskan bahwa di NasDem tidak ada mahar. Kita tidak pernah memungut sepersenpun uang atau mahar dalam bentuk apapun ke (kader) yang mendaftar Caleg. Bahkan materai pun kita siapkan,” tukas Saan.

Anggota Komisi II DPR RI itu menuturkan, seluruh proses penyusunan caleg, penomorurutan, penempatan di daerah pemilihan hingga pendaftaran ke KPU pada tanggal 11 Mei 2023 berlangsung dengan baik tanpa ada kisruh penolakan.

“(Kalau memang) Ketika kita tentukan mahar, jual beli nomor urut, ya sebelum tanggal 11, sebelum NasDem daftar ke KPU. Ketika dia (Ibrahim) protes macam-macam dan sebagainya dengan mengatakan dia diminta mahar, itu bukan mahar lah. Itu sudah selesai semua,” jelas Saan.

Dikatakan Saan, penentuan nomor urut mengikuti proses baku yang ditetapkan NasDem. Dimana Incumbent dipastikan memperoleh nomor urut 1, sedang nomor urut selanjutnya ditentukan oleh pertimbangan rekam jejak di kepengurusan

Sistem ini menurutnya menutup rapat peluang intervensi dalam rekrutmen, penyusunan, penempatan di dapil, hingga penomorurutan caleg.

“Semua (nomor urut caleg) dilakukan dengan ukuran-ukuran yang rasional. Selain itu kita juga ada survei di Dapil sebagai bahan pertimbangan juga, mana yang sudah aktif, mana yang belum Calegnya. Jadi rekrutmen kita, penyusunan, dan penempatan di Dapil serta penomorurutan dilakukan seobjektif mungkin. Bukan ukurannya materi,” imbuhnya.

Nasdem sendiri telah mengambil sikap melaporkan Ibrahim ke kepolisian atas tuduhan pencemaran nama baik. Salah satu laporan dilakukan ke Polres Kabupaten Indramayu.

Ilustrasi kemah restorasi Partai NasDem | Ist

Dendam Eks Nasdem?

Ihwal isu bedol desa kader Nasdem ke Perindo pasca peristiwa Ibrahim, Saan menampiknya. Jumlah kader yang hijrah ke partai lain di Indramayu dan Cirebon menurut Saan tak lebih dari 30 orang.

Kepindahan puluhan kader itu menurut Saan sama sekali tak mempengaruhi kesolidan partai di Indramayu dan Cirebon.

Ia mengungkap berbagai survei justru menunjukkan sentiment positif. Hal Ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya tokoh masuk dan menjadi kader NasDem, menjadi amunisi pengganti kader yang hengkang.

“Itu terlihat dari posisi NasDem tampil di angka 6-8 persen lebih survei-survei. Itu overall dari semua lembaga survei. Ada yang 7 persen, ada yang 8 persen, ada yang 6 persen, tapi rata-rata di 6 sampai 8 persen posisi elektabilitas NasDem hari ini berdasarkan survei yang ada,” jelasnya.

Saan lebih jauh menepis dugaan adanya manuver mantan kader nasdem yang turut andil memecah belah internal partai. Hubungan baik kata Saan tetap terjalin secara personal dengan para elit yang telah keluar dan memilih kendaraan politik lain.

“Enggak ada soal itu (dugaan penggembosan oleh eks kader NasDem),” sergahnya.

“Kalau mereka kan walaupun keluar dari NasDem karena beda pilihan. Tapi komitmen, hati, dan perasaanya tetap dengan NasDem, tetap baik (komunikasi). Ini lebih kepada sikap perbedaan dalam soal pilihan politik di internal tapi tidak mengganggu dalam komposisi kepartaian. Mudah-mudahan gak ada itu,” tutur Saan.

Potensi tergerusnya elektabilitas partai Nasdem oleh rentetan peristiwa diatas, bagi sebagian pihak, Nasdem beruntung diselamatan oleh sosok Anies Baswedan.

Direktur Eksekutif Lembaga Riset dan Konsultasi Publik Algoritma Aditya Perdana mengemukakan masih tingginya elektabilitas NasDem saat ini tak lepas dari sosok capres diusung. NasDem memperoleh coattail effect dari Anies Baswedan.

NasDem paham betul situasi yang sedang mereka hadapi saat ini sehingga selalu menempel Anies saat bersafari di berbagai wilayah Indonesia.

“Informasi data survey terbaru, pilihan partai dan pilihan presiden terkait, memang relevan,” tutup dosen departemen ilmu politik FIFIP UI ini kepada Forum Keadilan.

Pos terkait