FORUM KEADILAN – Pengajian Ustaz Hanan Attaki di Pamekasan dinilai tidak sesuai dengan kultur dan budaya masyarakat Jawa Timur, termasuk di wilayah Desa Laden, Pamekasan.
Bendahara GP Ansor Jawa Timur M Fawait (Gus Fawait) mengungkapkan hal itu yang menjadi alasan pengajian Ustaz Hanan Attaki di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura, Minggu, 12/2/2023, dibubarkan Banser Nahdlatul Ulama (NU) bersama warga.
“Saya mendengar dan mengetahui masalah tersebut. Saya pikir bahwa kita harus berkomitmen bersama menjaga kondusifitas masyarakat. Semua orang harus menahan diri, menahan ego masing-masing bahwa pengajian itu bagus, pengajian itu baik. Namun, kiranya pengajian itu membawa mudarat, saya pikir bisa ditahan, dan dibicarakan bersama,” kata Gus Fawait, Sabtu, 18/2.
“Toh, juga jangan sampai hal ini bisa memicu dan membelah masyarakat. Karena tujuan pengajian itu supaya kita lebih religius, mencintai bangsa-negara, keluarga, dan sesama. Maka, kalau kiranya pembicaranya itu tidak bisa diterima oleh masyarakat banyak di daerah sekitar, ya mbok ya dipikirkan, jangan memaksakan diri,” jelasnya.
Gus Fawait menyarankan, jika memang ingin mendengarkan pengajian Ustaz Hanan Attaki, masyarakat diminta mendatangi daerah asal yang bersangkutan, bukan dengan memaksa menggelar pengajian di wilayah yang banyak warga yang tidak menyukainya.
Dia menilai hal yang wajar banyak penolakan pengajian Ustaz Hanan Attaki di beberapa tempat di Jawa Timur. Sebab, banyak pernyataan dari Ustaz Hanan Attaki yang tidak sesuai dengan kultur-budaya masyarakat Jatim.
“Nah, maksud saya, tidak mungkin kalau tidak asap tidak ada api. Selama ini pernyataan ustaz itu mungkin tidak sesuai dengan masyarakat Jatim dan Pamekasan. Maka sebaiknya pihak-pihak terkait harus menahan diri, baik panitia maupun kawan kami di Pamekasan, jangan sampai jadi konflik horizontal,” ujarnya.
Warga Tolak Pengajian Ustaz Hanan Attaki
Sebelumnya, pengajian Ustaz Hanan Attaki pada Minggu, 12/2, didatangi warga dan Banser berseragam yang menolak adanya pengajian itu. Massa yang berjumlah ratusan itu memenuhi halaman dan jalanan di depan masjid.
Di bawah guyuran hujan, massa meminta pengajian dihentikan. Mereka berorasi melalui pengeras suara lewat mobil komando. Aksi massa itu mendapat pengamanan dari polisi. Setelah melakukan pembicaraan, akhirnya disepakati pengajian itu tidak diteruskan.
Hanan memberi klarifikasi terkait penolakan tersebut dan penyebabnya dalam sebuah video di channel YouTube Hanan Attaki yang diunggah pada Kamis, 16/2.
Dalam pembukaannya, Hanan menyebut terkait berita viral penolakan ceramahnya di Pamekasan. Ia tak menyebut kapan tepatnya penolakan itu terjadi, namun hanya menyebut ada sekelompok orang yang melakukan unjuk rasa kepada dirinya.
“Dalam kesempatan ini saya ingin memberi sejumlah penjelasan terkait berita yang sedang viral di sosial media dan beberapa media catak lainnya. Dalam berita bahasa tersebut adalah penolakan pengajian Ustaz Hanan Attaki di Madura, di Pamekasan,” kata Hanan dalam video itu.
“Dan tuduhan yang disampaikan dalam unjuk rasa yang dilakukan beberapa kelompok orang waktu itu. Adalah pertama bahwa Hanan Attaki itu adalah Wahabi, yang kedua adalah didukung Yahudi, dan yang ketiga adalah Ustaz Hanan itu menghina Nabi Musa dan Sayyidah Aisyah,” ujarnya.*