Internet dan Medsos Bermanfaat Kembangkan Kebudayaan Betawi

Seminar Budaya Betawi
SEMINAR Kebudayaan Betawi Era 4.0 Aula Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Kamis, 19/1/2023. | Dok Komunitas Muda Jakarta

FORUM KEADILAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini bisa menjadi wahana semua kalangan untuk kembali memperhatikan nasib kebudayaan Betawi di masa mendatang. Internet dan media sosial (medsos) pun bermanfaat dalam mangampanyekan kegiatan seni-budaya lokal Betawi agar lebih dikenal lebih luas hingga ke mancanegara.

Hal tersebut mengemuka dalam diskusi Seminar Kebudayaan Betawi Era 4.0 yang bertema “Menjaga, Mencintai, atau Punah” di Aula Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat,  Kamis (19/1/2023).

Bacaan Lainnya

Akademisi Fakultas Komunikasi Universitas Mercu Buana Ridho Azlam Ambo Asse mengatakan, segenap komponen budaya Betawi tidak bisa tidak harus mengikuti perkembangan zaman, terutama dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi.

“Perubahan sosial sangat mungkin terjadi dalam suatu komunitas masyarakat, misalnya saja karena tata cara dan alat-alat kegiatan yang semakin berkembang dan canggih,” kata dia.

Ia mencontohkan, sekarang ini cara komunikasi masyarakat juga sudah mulai berubah karena lebih akrab mencurahkan keluhannya di media sosial dari pada berbincang dengan rekan. “Pengaruh budaya pop Korea di internet dan media sosial juga sangat mempengaruhi budaya masyarakat dan anak-anak muda Jakarta,” ujar dia.

Menurut Ridho, teknologi ke depan akan terus berkembang sehingga seluruh  para pihak (stakeholder) harus bersiap agar bisa selalu memberikan kontribusi dalam upaya pelestarian budaya Betawi. “Kita punya tanggung jawab bersama, apakah hendak melestarikannya atau tidak.  Sekarang ini, kita semua punya ruang dan mari kenalkan budaya Betawi karena anak-anak kita juga perlu tahu,” ujar dia.

Ketua Umum LKB H Beky Mardani menjelaskan, terbitnya Instruksi Gubernur Nomor 45 Tahun 2020 tentang tentang Penciptaan dan Pengembangan Ekosistem Berkesenian seharusnya menjadi momentum untuk kebangkitan budaya Betawi. Sehingga, kontribusi pemerintah untuk pengembangan seni dan budaya bisa lebih terstruktur.

Dengan aturan tersebut, kata Beky, seluruh stakeholder mulai dari asisten pemerintah, walikota hingga lurah mendapatkan tugas untuk pengembangan ekosistem seni dan budaya Betawi. Wali kota diminta dan bertanggung jawab untuk dapat memetakan potensi kesenian yang ada di masing-masing wilayahnya.

“Dalam aturan ini, baik camat maupun lurah juga mendapatkan tugas melakukan pelatihan maupun lomba kesenian di wilayah masing-masing. Misalnya, dengan melibatkan kader PKK dan lainnya,” ujarnya.

Kepala Sudin Kebudayaan Jakarta Barat Ahmad Syarofi dalam sambutannya mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang diinisasi oleh Komunitas Muda Jakarta dan Demo Care.

“Saya harapkan dalam diskusi ini  dalat mengarahkan bagaimana solusi dan upaya kita dalam menjaga budaya Betawi. Semoga seminat ini makin mempertajam dan mengasah pemikiran kita untuk pengembangan budaya Betawi,” ujar dia.

Acara seminar itu yang dimoderatori trainer profesional Adhe Riatin ini digelar berkat kerjasama antara Komunitas Muda Jakarta, Demo Care, Rumah Belajar Tiga Siku, Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Komunitas Juara Bicara, Kecamatan Kembangan, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, dan Pemerintah Kota Jakarta Barat.

Muda Jakarta dideklarasikan pada 4 Januari 2023 lalu. Komunitas ini memiliki tujuan dengan menggelar sejumlah kegiatan yang dapat mewujudkan semangat kepemudaan yang profesional dan berintegritas serta bergerak bersama masyarakat.

Perkumpulan para pemuda ibu kota ini berupaya untuk memelihara reputasi perkumpulan kepemudaan mulai dari tingkat provinsi hingga nasional. Dengan kerjasama strategis yang berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan, dan masyarakat, Muda Jakarta berharap para anggota maupun relawan bisa melatih diri dan belajar demi meningkatkan integritas dan kemandirian organisasi.*