Rabu, 01 Oktober 2025
Menu

Ngaku Tak Dendam dengan Anies Baswedan, Jubir: Prabowo Adalah Negarawan

Redaksi
Anies Baswedan dan Presiden Prabowo Subianto saat Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Minggu, 20/10/2024 | Instagram @aniesbaswedan
Anies Baswedan dan Presiden Prabowo Subianto saat Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Minggu, 20/10/2024 | Instagram @aniesbaswedan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden Prabowo Subianto mengaku tidak menyimpan dendam terhadap Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan, lawannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu. Hal tersebut diungkapkan Prabowo dalam pidatonya dalam penutupan Munas ke-VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 29/9/2025.

Juru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Sahrin Hamid merespons ungkapan tersebut dan mengatakan bahwa Prabowo telah menunjukkan sikap negarawan. Menurutnya, Prabowo memahami mana waktu pertandingan dan mana waktu saatnya berjalan bersamaan.

“Pak Presiden Prabowo adalah seorang negarawan. Memahami betul mana saat pertandingan dan mana saatnya harus jalan bersama. Karena negara ini tentunya harus menjadi harapan semua rakyat. Begitu pula Presiden adalah pemimpin semua rakyat. Maka, apa yang disampaikan oleh Presiden itu adalah jiwa dan refleksi kenegarawanan beliau,” tutur Sahrin kepada media, Rabu, 1/10/2025.

Ia memandang bahwa keduanya sama-sama negarawan yang memprioritaskan kepentingan rakyat daripada kepentingan kelompoknya.

“Setiap orang yang sudah masuk kontestasi Pilpres levelnya adalah negarawan. Artinya kepentingan negara menjadi prioritas yang utama, mengalahkan segala kepentingan kelompok dan Pak Presiden Prabowo maupun Pak Anies posisinya ada pada level itu,” jelas dia.

Diketahui, dalam pidatonya dalam penutupan Munas ke-VI PKS, Prabowo menyinggung ketika PKS memilih kubu yang berbeda di Pilpres 2024 dan mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Prabowo menegaskan bahwa sekarang PKS sudah bergabung dengan koalisi demi kepentingan bangsa dan negara.

“Tapi oke, yang sudah lewat biar lewat, kita bersatu sekarang untuk bangsa dan negara. Saudara-saudara sekalian, ya politik memang seperti itu harus ramai enggak ada masalah,” katanya.

Ia juga mengaku dirinya tak memiliki dendam terhadap Anies dan tidak tersinggung ketika diberi nilai 11 dari 100 saat debat.

“Politik seperti itu, politik juga harus ramai, enggak ada masalah. Aku tuh terus terang saja, saya tuh enggak dendam sama Anies, enggak. Kalau dikasih nilai 11, gue tuh enggak apa-apa, eh bener lho,” ujarnya.

Prabowo bersyukur karena dengan nilai 11 yang diberikan oleh Anies, membuatnya berhasil memenangkan Pilpres karena mendapat simpati dari kelompok ibu-ibu.

“Sebetulnya dia yang bantu aku menang karena emak-emak kasihan iya kan? Saudara-saudara kalau debat presiden wle wle wle enggak menarik, rakyat seneng liat rame-rame seneng, bener enggak,” jelasnya.

Ia lalu mencontohkan dirinya tidak pernah melihat rekam jejak politik siapa pun saat membuat kebijakan untuk rakyat.

Walupun dirinya tidak unggul di Sumatra Barat (Sumbar), Ia menegaskan kebijakan-kebijakan pembangunan dan program-program prioritas pemerintah tetap berjalan di daerah tersebut.

“Cek Sumatera Barat, pupuk lancar gak di situ. Aku kalah juga di Aceh, coba cek, pupuk lancar gak. Coba cek bupati-bupati PKS. Kita harus dewasa, kita harus jadi bangsa yang dewasa. Kita ingin menang, tetapi kita harus siap kalah. Kalau mau belajar kalah, belajar dari Prabowo Subianto. Lima kali pemilihan, empat kali kalah. PKS ikut-ikut lagi,” kata Presiden sambil berkelakar.

Menurutnya, ketika Pilpres berakhir maka urusan kontestasi politik tak perlu dibicarakan kembali.

“Yang lewat, lewat, kita bersatu sekarang untuk bangsa dan negara!” ujarnya.*