FORUM KEADILAN – Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kompak menggempur Prabowo Subianto di Debat Ketiga Pilpres 2024. Saling ungkap kelemahan lawan, begitu seharusnya debat berjalan.
Debat Ketiga yang mengusung tema ‘Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik’ berjalan lebih panas dari debat-debat sebelumnya. Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo, diserang kiri-kanan.
Anies jadi yang pertama mendaratkan serangan ke Prabowo. Begitu dipersilakan menyampaikan visi-misinya, capres nomor urut 1 itu langsung menyinggung peralatan alat utama sistem senjata (alutsista) bekas yang dibeli oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Tak tanggung-tanggung, ia bahkan menyebut kalau Prabowo memiliki 340 ribu hektar tanah di Indonesia. Menurutnya itu harus diubah.
Prabowo selaku Menteri Pertahanan (Menhan) tak terima. Ia memotong jatah penyampaian Anies di segmen kedua, dan bilang bahwa data yang Anies sampaikan salah. Kemudian saat tiba gilirannya, Prabowo langsung menyebut Anies terlalu teoritis.
Ketika diberikan kesempatan menanggapi pernyataan Anies, Prabowo menyebut kalau pemimpin tak bisa hanya sekedar omon-omon (omong-omong) saja.
“Kenapa negara-negara Selatan sekarang melihat ke Indonesia? Karena kita berhasil membangun ekonomi kita. Jadi, tidak hanya omon-omon. Kerjanya omon saja. Enggak bisa. Tidak bisa. Ing Ngarso Sung Tulodo,” ujar Prabowo.
Suhu semakin panas saat Anies menanyakan hubungan etika pemimpin negara dengan kemampuan dalam menjaga pertahanan, keamanan dan kedaulatan negara. Tak lupa, ia mengungkit pelanggaran etika yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait putusan uji materiil batas usia yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawarpres).
Menjawab hal itu, Prabowo menyebut kalau Anies tak pantas berbicara soal etika.
“Saya itu keberatan karena saya menilai, maaf ya, karena Anda desak saya. Saya terus terang saja, saya menilai Anda tidak pantas bicara soal etik, itu saja. Saya merasa bahwa Anda itu posturing, menyesatkan, itu saja,” balas Prabowo.
Serangan ke Prabowo juga dilancarkan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Ia meragukan jawaban Prabowo terkait pembelian alutsista bekas. Menurut Ganjar, pembelian alutsista bekas merupakan tindakan gegabah.
Seakan tak puas, Anies dan Ganjar kemudian melakukan serangan combo ke Prabowo. Anies menanyakan penilaian Ganjar kinerja Kemenhan di bawah kepemimpinan Prabowo. Tanpa pikir panjang, Ganjar memberi nilai 5, sama seperti angka penilaiannya terhadap kinerja penegak hukum di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Anies lantas menyebut bahwa penilaian Ganjar terlalu tinggi.
“Menurut saya skornya justru di bawah lima Mas Ganjar itu, kalau lima itu ketinggian, Mas Ganjar. 11 Mas dari 100” balas Anies.
Perseteruan berlanjut sampai ke luar area debat. Anies dan Ganjar mengaku kecewa lantaran dalam debat, Prabowo enggan mengungkap data pembelian alutsista versinya.
Kedua kandidat presiden ini enggan saat diajak Prabowo untuk membicarakan hal itu di luar debat. Sebab menurut mereka, seorang pemimpin negara harusnya bisa menjelaskan hal seperti itu meskipun waktunya sempit.
Rasa kecewa juga diungkapkan oleh Prabowo. Penyebabnya tidak lain adalah narasi yang disampaikan dua pesaingnya. Ia berdalih, masalah pertahanan tidak sepantasnya digunakan sebagai bahan mencari poin politik.
Menyaksikan jalannya perdebatan ini, Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Lili Romli berpandangan, begitulah seharusnya debat berjalan. Lumrah jika para peserta, menjelaskan kepada publik apa kelemahan kompetitornya. Asal, apa yang disampaikan berdasarkan data dan bukti.
“Jika menonton debat semalam, baik Anies maupun Ganjar, memberikan data dan bukti tersebut. Jika apa yang disampaikan itu keliru atau salah, mestinya pada saat itu langsung memberikan koreksi yang benar. Bukan nanti,” ujar Lili kepada Forum Keadilan, Senin 8/1/2024.
Lili menjelaskan, selain menyampaikan visi-misi dan program capres, debat juga bertujuan untuk menarik simpati dan dukungan pemilih. Dalam debat tersebut, menurutnya, Anies sudah mempertimbangkan dengan matang bagaimana cara merenggut dukungan pemilih.
“Yaitu dengan menyampaikan pembelian alutsista dan luas tanah yang dimiliki Prabowo. Tentang luas tanah ini juga pernah disampaikan oleh Jokowi pada Debat Pilpres 2019, bahkan sampai menyebutkan lokasinya yakni di Kalimantan Timur dan Aceh,” bebernya.
Lili juga setuju dengan Anies dan Ganjar. Untuk menjadi seorang pemimpin, kata dia, harus siap dengan segala hal, termasuk ketika diungkap sisi kelemahan atau kegagalan kinerjanya.
Lili melihat, Anies dan Ganjar berhasil unggul dalam debat ini. Baik dalam penampilan maupun substansinya sesuai dengan tema yang diusung. Hal ini tentu di luar perkiraan, di mana harusnya Prabowo sebagai Menhan lebih unggul.
Sebaliknya, Lili mengkritik sikap Prabowo ketika menjawab pertanyaan Anies soal etika. Menurutnya, pernyataan yang dilontarkannya terhadap Anies merupakan sebuah blunder.
“Saya tidak tahu persis kenapa ia melakukannya seperti itu. Mestinya hal itu tidak dilakukannya karena bisa menjadi blunder buat dirinya. Harusnya ia berjiwa besar dan menahan tidak melakukannya,” tutupnya.*
Laporan Novia Suhari