Senin, 01 September 2025
Menu

Usai Rumahnya Dijarah, Menkeu Sri Mulyani Angkat Suara

Redaksi
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati alam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025 di Jakarta, Selasa, 17/6/2025. | YouTube Kementerian Keuangan RI
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati alam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025 di Jakarta, Selasa, 17/6/2025. | YouTube Kementerian Keuangan RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani angkat suara mengenai aksi penjarahan rumah miliknya di Bintaro, Jakarta Selatan, oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK), pada Minggu, 31/8/2025.

Sri Mulyani mengucapkan terima kasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, serta dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah tersebut.

“Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini,” ujar Ani sapaan akrabnya melalui unggahan Instagram, Senin, 1/9/2025.

Sri Mulyani menyebut bahwa dirinya memahami yang terjadi padanya adalah risiko dari tugas sebagai pejabat negara. Dikarenakan, tidak semua masyarakat setuju dengan kebijakan yang diambil.

“Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu. Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur. Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi,” ujarnya.

Menurutnya, UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, hingga partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan. Oleh karena demikian, jika ada ketidakpuasan dengan kebijakan pemerintah, aka dapat dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi,” sambungnya.

Dirinya memastikan selalu melakukan tugas negara dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan tidak korupsi.

“Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom, empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia,” lanjutnya.

Segala kritik hingga makian, kata Sri Mulyani, yang disampaikan oleh masyarakat akan menjadi langkah pembenahan diri, terutama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam membuat kebijakan.

“Terimakasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media massa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia,” katanya.

Sri Mulyani juga menyampaikan permohonan maafnya dan meminta agar seluruh masyarakat bisa saling bergandengan menjaga dan membangun Indonesia. Demonstrasi boleh dilakukan, tetapi tidak boleh sampai menjarah, membakar, hingga melukai.

“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik. Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus,” tandasnya.*