Rabu, 17 September 2025
Menu

Kisruh Tahta Kesultanan Cirebon Dilaporkan ke Polisi, Lima Orang Luka

Redaksi
Sultan Sepuh Jaenudin II atau Heru Nursyamsi melapor ke Mapolresta Cirebon Kota, Kamis, 3/10/2024 I Istimewa
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Insiden kerusuhan di alun-alun Sangkala Buana tepat di depan Keraton Kasepuhan Cirebon, Rabu, 2/10/2024 kemarin dilaporkan ke Mapolres Cirebon Kota. Akibat kericuhan itu sebanyak lima orang mengalami luka-luka.

“Terkait mungkin kita sempat lihat ya insiden pemukulan oleh massa yang ada di lokasi,” ujar Sultan Sepuh Jaenudin II atau Heru Nursyamsi saat kepada Forum Keadilan, Kamis, 3/10/2024.

Namun Heru mengaku tidak mengenali siapa yang melakukan pemukulan terhadap lima orang rekannya tersebut. Laporan atas tindak pidana kekerasan itu telah diterima pihak kepolisian dengan nomor LP/B/486/X/2024/SPKT/POLRES CIREBON KOTA/POLDA JAWA BARAT. Adapun pihak terlapor masih dalam lidik.

“Kami tidak tahu siapa pelaku pemukulan itu tapi melalui video yang beredar dan kesaksian masyarakat nanti kami kasih bukti ke Polisi. Ada empat atau lima jajaran saya mengalami luka lebam,” beber Heru.

Heru menjelaskan, sebenarnya kisruh di internal Keraton Kasepuhan sudah terjadi pada tahun 2020 ketika Sultan Sepuh Arief Natadiningrat wafat. Setelah itu muncul kisruh mengenai hak waris Keraton Kasepuh Cirebon. Dia berharap negara hadir untuk memediasi pihak-pihak yang memperebutkan hak waris tahta tersebut.

“Saya harap negara hadir memediasi siapa siapa yang berkonflik, karena kalau saya pikir negara tidak hadir ya tetap saja akan terjadi kisruh,” harap Heru.

Kendati demikian, Heru membantah bahwa sultan kasepuhan saat ini telah sah diterima oleh negara. Dia menegaskan tidak ada yang disepakati tentang pengangkatan Sultan Luqman Dzulkaedin. Karena itu dia minta negara hadir untuk memverifikasi kebenarannya.

“Kami datang justru ingin dialog karena Prabu Diaz meminta untuk yang mengaku sebagai sultan harus menunjukan buktinya,” kata Heru.*

Laporan Reynaldi Adi Surya