Kasus Penyiksaan Polisi Berulang, Kompolnas Dorong Polisi Gunakan Body Camera

FORUM KEADILAN – Kasus penyiksaan yang dilakukan oleh oknum Kepolisian di Indonesia kerap terulang setiap tahunnya. Kasus yang mencuat akhir-akhir ini ialah terkait kematian bocah dengan inisial AM (13) yang diduga mengalami penyiksaan oleh oknum polisi di Padang, Sumatera Barat.
AM ditemukan tak bernyawa di bawah Jembatan Kuranji, Padang, dengan luka lebam di sejumlah bagian tubuh. AM diduga tewas setelah disiksa sejumlah polisi dari anggota Samapta Bhayangkara (Sabhara) yang bertugas melerai tawuran pada Minggu, 9/06/2024 lalu.
Menanggapi kasus tersebut, Ketua Harian Kompolnas Benny Jozua Mamoto, menyebut agar kepolisian melakukan pengawasan terhadap anggotanya secara ketat.
“Sehingga kalau anggotanya melanggar maka atasannya harus ikut bertanggung jawab, kena sanksinya. Karena banyak kasus anggotanya jalan sendiri,” ucap Benny kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 26/6.
Ia melihat terdapat kelemahan bagi Polri dalam melakukan pemantauan dan mendeteksi anggotanya yang terlibat dalam setiap kasus penyiksaan. Untuk itu, ia menyarankan agar anggota polisi yang bertugas di lapangan menggunakan body camera.
“Ketika di lapangan sebaiknya memakai body camera. Pimpinan bisa memonitor dari kantor gerakan anggota, dan anggota sadar kalau sedang dimonitor, maka tidak akan melakukan kekerasan,” tuturnya
Selain penggunaan body camera, Benny juga merekomendasikan penggunaan kamera pengawas atau CCTV di ruang pemeriksaan. Hal ini, kata Benny, untuk mencegah terjadinya penyiksaan pada saat melakukan pemeriksaan terhadap saksi ataupun korban.
“Inilah upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam rangka mencegah. Dan ini kami dorong terus bagaimana pengadaan body camera, termasuk bagaimana pengamanan unjuk rasa, bagaimana aparat menggunakan kamera, jangan sampai nanti ketika ada laporan, dari Polri tidak bisa menjawab karena tidak ada dokumentasi,” ucapnya.
Laporan Syahrul Baihaqi