Senin, 28 Juli 2025
Menu

KPU Ungkap Keanehan Pemilu Metode Pos di Kuala Lumpur

Redaksi
Ketua KPU, Hasyim Asyari saat konferensi pers di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat, 5/1/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Ketua KPU, Hasyim Asyari saat konferensi pers di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat, 5/1/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkapkan terdapat beberapa keanehan dalam Pemilu metode pos di Kuala Lumpur, Malaysia. Keanehan itu terjadi di dua tempat, yakni Puchong dan Selangor.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari dalam konferensi pers di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 27/2/2024. Hasyim juga menyebut bahwa keanehan tersebut dikarenakan kantor pos di wilayah itu menerima hantaran karung berisikan surat suara dari ‘Pemilih’.

“Pertanyaannya, kok bisa ada orang bawa karung tulisannya pos Malaysia, isinya surat suara pos, diantar ke situ?” tuturnya.

Hasyim menjelaskan, surat suara sudah dikirim oleh Kantor pos ke alamat pemilih yang tercatat di amplopnya. Seharusnya, lanjut Hasyim, pemilih akan mencoblos surat suara dan mengirimkannya kembali melalui pos, agar kantor pos bakal menerima satu per satu surat suara dan bukan karungan.

“Oleh Kantor Pos Puchong lalu ditahan dan diinformasikan kepada PPLN, jadi tidak bisa diakses,” lanjutnya.

Kemudian, Hasyim mengungkapkan terdapat pula kejadian seseorang yang mengenakan seragam pos Malaysia dan menyebut orang itu mengantar karung pos Malaysia yang berisikan surat suara.

“Sebagian itu sudah dicoblos. Sebagian masih utuh, artinya masih dalam amplop yang alamatnya masih alamat nama pemilih dan alamat pemilih itu. Ini kan keanehan-keanehan dan anomali, kenapa surat suara dalam karung pos Malaysia bisa di luar dan dipegang di dalam penguasaan pihak yang tidak berwenang?” ungkapnya.

Lalu, dari dua kejadian itu memperlihatkan kejanggalan dalam distribusi surat suara pos di Kuala Lumpur. Semestinya, jika alamat pemilih tidak jelas, maka surat suara pos tersebut berstatus return to sender saat dikirim.

Hasyim mengatakan metode post dalam Pemilu di Kuala Lumpur pada 2019 juga pernah bermasalah. Pada saat itu, ditemukan surat suara pos dalam karung yang sudah dicoblos.

“Faktanya, 2019, ditemukan di satu tempat, ada surat suara di pos dalam karung, yang waktu itu dia coblosi sendiri,” imbuhnya.*