Rabu, 15 Oktober 2025
Menu

Harap Aksi Berjalan Damai, DPR Tak Masalah Didemo Rakyat

Redaksi
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin menyampaikan harapannya agar aksi demonstrasi yang berlangsung di depan gedung DPR RI hari ini berjalan dengan aman dan tanpa kericuhan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 25/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin menyampaikan harapannya agar aksi demonstrasi yang berlangsung di depan gedung DPR RI hari ini berjalan dengan aman dan tanpa kericuhan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 25/8/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin menyampaikan harapannya agar aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPR RI hari ini berjalan dengan aman dan tanpa kericuhan.

“Saya berharap semoga demo ini bisa berjalan dengan baik, tidak destruktif tapi kondusif. Dan ketika menyalurkan aspirasi, kita juga harus memikirkan kepentingan masyarakat yang lain,” katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25/8/2025.

Tak ingin berkomentar soal berbagai tuntutan dalam aksi tersebut, Nurul justru hanya menekankan bahwa DPR berkomitmen untuk mendengar dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Ia juga mengingatkan rekan-rekannya di parlemen untuk lebih peka terhadap kondisi bangsa yang menurutnya sedang tidak dalam keadaan biasa.

“Semoga kami bisa bekerja lebih baik sesuai dengan keinginan masyarakat, dan saya pribadi sudah menyampaikan kepada teman-teman untuk lebih berbicara kepada nurani,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Aria Bima menyatakan bahwa demonstrasi merupakan hak masyarakat yang harus dihormati. Ia menegaskan dirinya tidak mempermasalahkan jika DPR mendapat kritik bahkan aksi unjuk rasa.

“Ya itu hak mereka, demo enggak apa-apa. Enggak apa-apa didemo, harus didemo kalau perlu,” katanya.

Serupa dengan Nurul, Aria mengingatkan agar penyampaian aspirasi dilakukan secara damai tanpa tindakan anarki. Menurutnya, apa pun aspirasi yang disampaikan masyarakat harus didengar. Namun, jika disertai kekerasan, maka esensi aspirasi tersebut akan hilang.

“Aspirasi itu adalah rakyat berbicara. Tapi sebaik apa pun aspirasi, kalau anarki menjadi enggak menarik, rakyat pun tidak menarik (tidak akan simpati),” pungkasnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari