Rabu, 20 Agustus 2025
Menu

Viral Anggota DPR Joget Dikritik Rakyat, MPR-DPR Justru Anggap Wajar

Redaksi
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19/7/2025 | Novia Suhari/ Forum Keadilan
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19/7/2025 | Novia Suhari/ Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN –  Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, memberikan tanggapan terkait viralnya video sejumlah anggota DPR RI yang bergoyang bersama saat rapat tahunan pada Jumat, 15 Agustus 2025 lalu. Aksi itu menjadi sorotan publik setelah ramai beredar di media sosial dan menuai banyak kritik dari masyarakat.

Masyarakat menilai, sikap para wakil rakyat tersebut tidak mencerminkan keprihatinan terhadap kondisi Indonesia yang saat ini masih menghadapi berbagai kesulitan, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Banyak pihak menyebut bahwa momen bergoyang itu menunjukkan ketidakpekaan para anggota DPR terhadap situasi rakyat.

Menjawab kritik tersebut, Muzani menegaskan bahwa bergoyangnya para anggota dewan tidak seharusnya dipandang negatif. Menurutnya, musik yang diputar di ruang sidang hanyalah untuk mencairkan suasana setelah rapat berjalan cukup lama. Ia menilai hal itu adalah sesuatu yang wajar.

“Lagu itu kan hanya upaya untuk merelaksasi suasana, baik di sidang paripurna DPR maupun MPR, atau setelah upacara detik-detik proklamasi. Letaknya pun di luar acara formal. Jadi menurut kami tidak ada masalah. Orang mendengar lagu lalu bergoyang itu sesuatu yang otomatis, normal, dan biasa saja,” ujar Ahmad Muzani, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19/7/2025.

Ia menambahkan, gerakan tubuh ketika mendengar musik adalah respons alami manusia.

“Apalagi jika lagunya pas dengan irama yang menyenangkan, tubuh pasti akan ikut bergerak, entah kepala, tangan, kaki, bahkan seluruh badan. Itu wajar saja, tidak perlu dibesar-besarkan,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Golkar, Adies Kadir, juga memberikan penjelasan. Ia menyebut bahwa pemutaran musik usai sidang tahunan memang sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap lima tahun sekali.

“Pada sidang kemarin, acara inti dan pidato kenegaraan sudah selesai. Lalu ditutup dengan musik. Mungkin lagunya cukup bersemangat, sehingga terbawa suasana. Namun yang terpenting, sidang paripurna dan pidato kenegaraan berlangsung khidmat serta baik-baik saja,” jelasnya.

Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu menilai aksi joget tersebut secara berlebihan. Menurutnya, itu hanyalah bentuk apresiasi sekaligus ungkapan kegembiraan dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia.

“Goyangnya pun tidak ke mana-mana, hanya di kursinya masing-masing. Substansinya, tugas anggota dewan tetap berjalan baik di daerah pemilihan, mendengar aspirasi masyarakat,” pungkasnya.*