Minggu, 22 Juni 2025
Menu

Jokowi Berpeluang Jadi Ketum PPP Lewat Manuver Politik Haji Isam

Redaksi
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) | Ist
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti mengungkapkan potensi besar Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menakhodai Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hal ini disebutnya tak lepas dari manuver politik pengusaha Haji Isam yang dikabarkan akan mengambil alih kendali partai berlambang Ka’bah tersebut.

“Jika berhubungan dengan Haji Isam, kemungkinannya ada dua nama. Pertama, Amran Sulaiman, dan kedua Jokowi. Keduanya potensial jadi calon ketua umum (caketum) PPP berikutnya jika benar Haji Isam akan masuk ke partai ini,” kata Ray kepada Forum Keadilan, Jumat, 30/5/2025.

Menurut Ray, Jokowi saat ini sedang mencari kendaraan politik baru yang lebih kuat untuk melanjutkan pengaruhnya di panggung nasional. Ia menilai bahwa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini dipimpin oleh putranya, Kaesang Pangarep, masih terlalu kecil dan belum cukup mengakar di masyarakat.

“Jokowi membutuhkan labuhan untuk menggerakkan visi politiknya. PSI terlalu lemah dan belum mengakar. PPP memenuhi syarat itu. Maka, jika Haji Isam masuk, kemungkinan Jokowi didapuk sebagai caketum terbuka lebar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ray menjelaskan bahwa bergabungnya Jokowi dengan PPP tidak hanya akan memperkuat posisi politik mantan Wali Kota Solo itu, tetapi juga membuka jalan bagi Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dalam kontestasi politik nasional ke depan.

“Menggaet PPP akan dengan sendirinya menempatkan posisi politik Pak Jokowi kembali menguat. Ini juga bisa menjadi kendaraan politik bagi Gibran atau bahkan Bobby. Gabungan PPP dan PSI pada 2029 akan sangat diperhitungkan,” ucapnya.

Namun, Ray juga menyebut nama Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman sebagai alternatif lain. Meski demikian, ia memandang Amran hanya sebagai opsi kedua karena sejumlah faktor.

“Pak Amran butuh izin dari Prabowo untuk bisa jadi caketum PPP. Selain itu, sebagai menteri di kabinet KIM, beliau tidak punya banyak waktu luang untuk membesarkan partai. Padahal, PPP saat ini butuh pemimpin yang bisa total mengurus partai agar bisa lolos kembali ke parlemen,” tegasnya.

“Figur Pak Amran tidak terlalu menjual di pasar pemilu. Popularitas pemimpin partai sangat memengaruhi elektabilitas partai. Jokowi punya modal itu,” sambungnya.

Secara rasional dan strategis, mendorong Jokowi sebagai Ketua Umum PPP adalah langkah yang paling masuk akal, baik bagi partai maupun Haji Isam. Apalagi kemungkinan potensi Jokowi menerima tawaran tersebut pun besar.

“Jawabannya positif iya. Ibarat angka, saya beri kemungkinan sekitar 60 persen,” katanya.

Sementara itu, Ray menegaskan, PSI dipastikan akan tetap dipimpin oleh Kaesang Pangarep, hal ini menandai arah konsolidasi politik keluarga Jokowi jelang Pemilu 2029.*

Laporan oleh: Novia Suhari