Kamis, 19 Juni 2025
Menu

Prabowo Dukung Marsinah Jadi Pahlawan Nasional

Redaksi
Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato di peringatan Hari Buruh atau May Day, pada Kamis, 1/5/2025, di Monas, Jakarta. | YouTube Sekretariat Presiden
Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato di peringatan Hari Buruh atau May Day, pada Kamis, 1/5/2025, di Monas, Jakarta. | YouTube Sekretariat Presiden
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan dukungannya terkait usulan tokoh buruh yang mendorong aktivitas buruh Marsinah menjadi pahlawan nasional. Dukungan tersebut disampaikannya saat berpidato dalam Peringatan Hari Buruh Sedunia 2025 atau May Day.

Kepala Negara itu awalnya mendengar aspirasi bahwa belum ada pahlawan nasional dari kalangan buruh dan bertanya kepada pimpinan serikat buruh mengenai tokoh buruh yang dianggap cocok untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional.

“Saudara-saudara, atas usul dari pimpinan tokoh buruh mereka sampaikan ke saya, ‘Pak, kenapa sih pahlawan nasional tidak ada dari kaum buruh?'” ujar Prabowo di kawasan Monas, Kamis, 1/5/2025.

“Saya tanya, ‘Kalian ada saran enggak? Coba kalian berembuk, usulkan pahlawan dari kaum buruh,'” sambungnya.

Lalu, tokoh buruh yang bertemu dengan Prabowo itu mengusulkan Marsinah, aktivis dan buruh pabrik masa Orde Baru (Orba), sebagai pahlawan nasional. Prabowo kemudian menyatakan dukungannya terhadap usulan itu selama datang ari aspirasi dan keinginan kalangan buruh.

“Dan mereka sampaikan, ‘Pak, bagaimana kalau Marsinah jadi pahlawan nasional?’ Asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh sepakat, saya akan mendukung Marsinah jadi pahlawan nasional,” tegasnya.

Marsinah adalah seorang aktivis buruh yang tewas terbunuh karena memperjuangkan hak-hak pekerja di tempat dia bekerja di PT CPS Sidoarjo, Jawa Timur.

Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik arloji di Sidoarjo. Kala itu Marsinah aktif memimpin aksi-aksi menuntut kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja.

Namun, pada 9 Mei 1993, Marsinah ditemukan tewas di hutan, di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur.

Pembunuhan Marsinah ini menjadi pelanggaran HAM berat yang saat ini masih kasusnya masih belum tuntas.*