Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa sejumlah Menteri Kabinet pemerintah Presiden Presiden RI Prabowo Subianto akan terbang langsung ke AS pada 16-23 April 2024 untuk melakukan negosiasi.
Airlangga mengatakan bahwa jadwal negosiasi mulai 16 April berdasarkan hasil kiriman surat pemerintah RI ke AS beberapa waktu lalu.
“Jadi Indonesia salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama diundang ke Washington DC. Jadi ini tentu berdasarkan apa yang sudah disampaikan pemerintah,” ujar, saat konferensi pers hasil rapat koordinasi teknis terbatas di kantornya, Senin, 14/4/2025.
Airlangga menjelaskan, dalam negosiasi nantinya, pemerintah akan menyampaikan sejumlah tawaran ke pemerintah AS untuk deregulasi kebijakan ekspor impor, kemudahaan investasi perusahaan Indonesia ke AS maupun sebaliknya, beserta menyeimbangkan defisit neraca perdagangan dengan menargetkan tambahan impor dari AS senilai US$18-US$19 miliar atau Rp318,9 triliun dengan asumsi kurs Rp16.784 per dolar AS.
Indonesia juga akan melonggarkan beberapa kebijakan impor untuk AS. Namun, Airlangga masih belum merinci tawaran tersebut.
“Kami sudah mempersiapkan non-paper yang relatif lengkap, baik itu yang terkait dengan tarif, terkait dengan non-trade measures atau non-tarif barrier, dan juga terkait dengan investasi dan juga secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerja sama,” katanya.
Delegasi yang akan berangkat, lanjut Airlangga, untuk bernegosiasi adalah Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono yang telah berangkat pada Senin, 14/4, Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu, beserta Airlangga.
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI Thomas Djiwandono juga merupakan bagian dari delegasi akan berangkat ke AS untuk negosiasi tarif.
Diketahui, Sri Mulyani juga diagendakan hadir Spring Meeting IMF-World Bank di Washington DC, AS.
“Sehingga kami akan ketemu dengan USTR, Secretary of Commerce, Menteri Secretary of State, fan Secretary of Treasury,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif dagang 32 persen untuk barang-barang Indonesia yang masuk AS. Pada awalnya, kebijakan tersebut akan diterapkan 9 April, namun diundur 90 hari setelah ada upaya negosiasi.*