Menkeu Sri Mulyani Laporkan Pemerintah RI Tarik Utang Baru Rp270 T hingga Maret 2025

FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melaporkan, pemerintah Indonesia menarik utang baru senilai Rp270 triliun hingga akhir Maret 2025.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari strategi pengelolaan APBN menghadapi potensi disrupsi global, seperti kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa penarikan utang baru itu setara dengan 34,8 persen dari target 2025 senilai Rp775,09 triliun. Pembiayaan utang pemerintah pun masih didomindasi dengan perbitan surat berharga negara (SBN).
Realisasi penerbitan SBN tercatat Rp282,6 triliun atau 44 persen dari target APBN 2025 sebesar Rp642,6 triliun. Lalu, realisasi pembiayaan utang yang berasal dari pinjaman yang nilainya minus Rp12,3 triliun.
Realisasi pembiayaan non utang tercatat minus Rp20,4 triliun. Total pembiayaan anggaran hingga akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp250 triliun atau 40,6 persen dari target Rp522,8 triliun.
“Sampai dengan sekarang defisit dan pembiayaan kita bisa issuance Rp250 triliun untuk surat berharga negara kita Rp 282 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa, 8/4/2025.
Sri Mulyani menyebut, peningkatan jumlah pembiayaan saat ini dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap gejolak global.
“Memang terjadi kenaikan, karena kita melakukan front loading mengantisipasi bahwa Pak Trump akan membuat banyak disruption. Jadi kalau kita melakukan front loading bukan karena kita belum punya duit, karena kita memang strategi dari issuance kita mengantisipasi ketidakpastian yang pasti akan membuat kenaikan,” terangnya.
Walaupun demikian, Sri Mulyani menegaskan strategi pembiayaan pemerintah tetap dijalankan secara hati-hati. Stabilitas pengelolaan APBN itu juga berkontribusi terhadap peringkat kredit Indonesia yang tetap terjaga.
“Rating kita tetap dijaga, stable, bahkan outputnya pun tetap stable. APBN adalah instrumen untuk membiayai banyak program-program penting,” pungkasnya.*