Sabtu, 05 Juli 2025
Menu

Polisi Periksa Tiga Anggota TNI yang Terlibat Jual Beli Senpi ke KKB

Redaksi
Ilustrasi memegang senjata api (senpi) | Ist
Ilustrasi memegang senjata api (senpi) | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz, Polda Papua Barat, Polda Papua, dan Polda Jawa Timur memeriksa tiga anggota TNI karena terlibat dalam kasus penjualan senjata api (senpi) kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa pemeriksaan tersebut dilakukan terhadap saksi berinisial RBS, YR, dan SS di Pomdam III/Siliwangi, Jumat, 21/3/2025.

Pemeriksaan terhadap tiga anggota TNI tersebut, kata Faizal, untuk pengembangan pengungkapan jaringan penjualan senpi lintas provinsi yang sebelumnya sudah ditangkap. Adapun tujuh orang warga sipil sudah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Yuni Enumbi dan Teguh Wiyono.

“Pemeriksaan dilaksanakan sebagai pengembangan kasus terhadap tujuh tersangka dari warga sipil, termasuk Yuni Enumbi dan Teguh Wiyono yang telah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka,” tutur Faizal lewat keterangan tertulisnya, Rabu, 26/3.

Menurut Faizal, dari hasil pemeriksaan tersebut terungkap bahwa proses jual beli senpi bermula saat anggota TNI RBS berkenalan dengan Teguh Wiyono pada pertengahan 2024 di klub menembak Perbakin Purwakarta.

Faizal menjelaskan, setelah perkenalan tersebut keduanya lanjut berkomunikasi secara intensif lewat aplikasi WhatsApp untuk membahas pembelian senpi.

Setelah komunikasi tersebut dilakukan, anggota TNI RBS lalu menjual senpi jenis M16 kepada Teguh seharga Rp30 juta. Transaksi tersebut terjadi di Hotel Patradissa, Bandung, Jawa Barat pada akhir November 2024.

Kemudian transaksi kedua terjadi pada Desember 2024 di Hotel Griya Indah, Bandung. RBS menjual 2 senpi jenis SS1 kepada Teguh Wiyono seharga total Rp60 juta. Senjata tersebut disuplai oleh YR.

Transaksi ketiga dilakukan lagi di Hotel Griya Indah, Bandung pada awal Januari 2025. Kali ini, anggota TNI RBS menjual dua pucuk senpi SS1, lima laras SS1, dan 280 butir amunisi kepada Teguh Wiyono. Total harga senpi-senpi tersebut adalah Rp62 juta.

Faizal menjelaskan bahwa semua senjata yang dijual oleh RBS diperoleh dari dua anggota TNI lain yaitu YR dan SS. Faizal pun menyebut, jual beli senjata tersebut kembali terjadi pada Februari 2025.

“RBS menjual satu pucuk senjata api jenis pistol FN seharga Rp22 juta. Senjata berasal dari SS,” beber dia.

Saat ini tiga anggota TNI tersebut sudah ditangkap Kodam III/Siliwangi di Bandung pada Jumat, 14/3. Penegakan hukum terhadap ketiganya kemudian akan diproses oleh kewenangan Kodam III/Siliwangi.

“Proses lebih lanjut terhadap ketiga oknum TNI tersebut berada dalam kewenangan Kodam III/Siliwangi,” jelasnya.

Kapolda Papua Irjen Patrige Renwarin pun memastikan bahwa senpi dan amunisi yang diamankan ketika ingin dikirim ke KKB Puncak Jaya adalah buatan PT Pindad.

Enam senpi yang terdiri dari empat pucuk laras pendek dan dua laras panjang, serta 882 amunisi dengan kaliber yang berbeda-beda tersebut diamankan pada Kamis, 6/3 malam di Jalan Trans Papua ruas jalan Jayapura-Wamena di wilayah Kabupaten Keerom, Papua.*