Jokowi: Niat Membentuk Danantara Sangat Baik

Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) | Ist
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) | Ist

FORUM KEADILAN – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), memberikan respons pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) bahwa pengelolaan aset badan usaha milik negara (BUMN) dapat lebih produktif dan bermanfaat jika dikonsolidasikan di bawah payung badan yang saat ini dikepalai oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani tersebut.

“Kalau saya melihat, niat membentuk Danantara ini sangat baik,” ujar Jokowi, Solo, Jawa Tengah, Rabu petang, 26/2/2025.

Bacaan Lainnya

Jokowi dan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menghadiri peluncuran BPI Danantara di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Senin,24/2/2025.

Sejumlah politikus Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan pejabat di lingkaran Istana Negara menyebut Jokowi ditawari Presiden Prabowo Subianto menjadi Dewan Penasihat Danantara.

Diketahui, Jokowi juga sempat memberikan masukan kepada Prabowo mengenai Danantara, terutama menyoal pemisahan kewenangan antara Kementerian BUMN dan Danantara.

Jokowi meminta agar Prabowo tidak mengosong fungsi kewenangan Kementerian BUMN setelah Danantara terbentuk.

Ketika menjabat sebagai Presiden, Jokowi sempat berkeinginan menjadikan BUMN sebagai superholding. Jokowi juga menyinggung sejumlah negara telah berhasil mengelola investasi dengan jumlah aset yang besar. Ia mencontohkan seperti Singapura yang sukses dengan Temasek.

“Abu Dhabi punya Investment, Singapura memiliki Temasek, dan Malaysia memiliki Khasanah. Saya kira kalau aset-aset yg ada bisa dikonsolidasikan dan lebih produktif itu akan lebih bermanfaat bagi bagi rakyat,” jelasnya.

Ia berharap di Danantara, pengelolaan BUMN jauh lebih baik. Sebab pengelolaan badan usaha akan diserahkan kepada profesional yang mempunyai jam terbang yang tinggi di bidang tersebut.

Namun, Jokowi mengakui ada rencana Danantara akan menarik mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair sebagai dewas pengawas (dewas). Tetapi, menurutnya rencana itu belum final.

“Belum ada keputusannya. Setahu saya itu. Tolong ditanyakan lagi ke CEO-nya jangan ke saya,” pungkasnya.*

Pos terkait