Kamis, 12 Juni 2025
Menu

Ahli Hukum Internasional Sebut Ada Plus Minus Jika Jokowi Maju Jadi Sekjen PBB

Redaksi
Ahli Hukum Internasional Prof. Hikmahanto Juwana dalam Podcast PHD 4K di Forum Keadilan TV | Dok Forum Keadilan TV
Ahli Hukum Internasional Prof. Hikmahanto Juwana dalam Podcast PHD 4K di Forum Keadilan TV | Dok Forum Keadilan TV
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ahli Hukum Internasional Prof. Hikmahanto Juwana menilai bahwa terdapat minus dan plus jika Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB).

Hal ini disampaikannya merespons terkait kabar Jokowi yang didukung untuk maju sebagai Sekjen PBB setelah selesai menjabat sebagai Presiden RI dalam Podcast Hanya Disini (PHD) 4K di Forum Keadilan TV.

“Yang pasti ada plus minusnya, jadi kalau dari sisi plusnya saya lihat bahwa kenegarawannya ada dan beliau itu kalau pada waktu menjabat sebagai Presiden kan terlihat at ease gitu ya. Santai bertemu dengan para Presiden, Perdana Menteri dan lain sebagainya, dan sepertinya bisa diterima akrab gitu ya,” ujar Prof. Hikmahanto dalam Podcast PHD 4K di Forum Keadilan TV, Jakarta, pada Kamis, 26/12/2024.

“Kemudian, juga pembawaannya juga tidak terlalu prosedural. Banyak informalnya, mungkin ini juga penting, jangan sampai menjadi Sekjen itu terlalu prosedural. Malah susah, malah terlalu kaku nantinya,” sambungnya.

Di sisi lain, menurutnya hal yang masih negatif adalah selama menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi belum pernah terlihat menyampaikan pidato di PBB.

“Kayaknya belum pernah, belum pernah, jadi pernah diwakili oleh Pak Jusuf Kalla, atau diwakili oleh ibu Menlu, Retno Marsudi, Nah, ini yang mungkin orang akan bertanya-tanya, negara-negara yang nantinya minta bisa mendukung, akan bertanya-tanya berkaitan dengan intensitas di Perserikatan Bangsa-bangsa,” tuturnya.

Prof. Hikmahanto menekankan hal tersebut sangat berpengaruh melihat seorang calon Sekjen PBB harus memiliki visi internasional yang menyangkut isu-isu perdamaian dan kemanusiaan.

“Karena kan visi internasional dari seorang katakan-lah calon Sekjen itu harus ada dan visi internasionalnya itu biasanya ya, kadang ada juga yang mantan Menteri Luar Negeri gitu kan, dan kita melihat bahwa ‘oh iya, yang bersangkutan ini sangat aktif untuk menciptakan perdamaian, isu-isu yang berkaitan dengan kemanusiaan dan lain sebagainya itu’, jadi itu yang penting juga untuk kita perhatikan, nah kalau di dalam konteks tadi, kan Indonesia ini negara besar.” imbuhnya.*