FORUM KEADILAN – Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari menilai klaim mengenai tingginya kesadaran politik masyarakat sebagai sebuah kesalahan dalam pengukuran, setelah tingkat golput di Jakarta mencapai 42 persen dalam Pilkada 2024.
“Karena kita salah mengukur tingkat kesadaran politik, seolah-olah ikut serta berpartisipasi itu harus seluruhnya,” katanya kepada wartawan di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 12/12/2024.
Bahkan, Feri mengatakan, di negara maju, tingkat partisipasi 40 persen sudah dianggap baik.
“Nah, yang kita coba ukur adalah harus 90 persen, seperti Pilpres 83,6 persen. Tetapi hasilnya penuh kecurangan, nah bukan itu alat ukurnya menurut saya. Tapi justru kesadaran dia ikut dan tidak ikut itu karena apa?” jelasnya.
Feri juga menilai Pilkada Jakarta 2024 menarik karena semakin banyak masyarakat yang kritis.
“Publik sangat kritis, ada yang coblos semua lah istilah mereka dan segala macamnya untuk memperlihatkan mereka sebenarnya aktif cuman bentuknya berbeda,” tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengatakan bahwa hasil Pilkada Jakarta 2024 tetap valid meski di tengah situasi banyak warga yang tak menggunakan hak suaranya hingga 42 persen.
“Ya, tetap saja itu valid,” katanya.*
Laporan Novia Suhari