FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut inflasi RI masih terjaga dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Sri Mulyani mengatakan, inflasi di Indonesia tidak terlepas dari upaya-upaya untuk menstabilkan harga dan mengatasi tekanan sisi pasokan, terutama pangan.
“Kita lihat dari sisi volatile food sudah mengalami penurunan sangat tajam, bahkan bulan November 2024 terjadi deflasi makanan,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu, 11/11/2024.
Selain itu, lanjut Sri Mulyani, dalam inflasi inti (core inflation), Indonesia masih berada di angka 2,3 persen, yang menunjukkan bahwa perekonomian RI masih mengalami pertumbuhan dari sisi permintaan.
Sayangnya, headline inflation (Kenaikan Indeks Harga Konsumen) Indonesia yang dipengaruhi oleh volatile food cenderung stabil atau bahkan negatif.
“Headline inflation kita menjadi rendah, kita lihat 1,55 (dibulatkan menjadi 1,6) persen inflasi bulan November, mungkin ini termasuk yang terendah di dunia saat ini,” ujarnya.
Inflasi sebesar 1,6 persen pada November, menurut Sri Mulyani, sudah berada di bawah tren inflasi negara lain yang lebih tinggi.
“Ini merupakan hal yang baik, karena tujuan kita untuk menjaga daya beli masyarakat yang tidak boleh tergrogoti oleh harga yang meningkat, pada saat dunia mengalami shock dari sisi supply yang menyebabkan harga kadang melonjak secara cepat,” ucapnya.
Menurut Sri Mulyani, banyak negara yang masih kesulitan menurunkan inflasi ke kisaran 2 persen. Di antaranya, India dengan inflasi mencapai 6,2 persen, dan Rusia yang saat ini mengalami inflasi sebesar 8,5 persen.
“Bahkan Argentina sangat ringkih sebagai negara yang masih continue dari keadaan relatif krisis atau belum stabil dengan inflasi 193 persen, dan Turki 47,1 persen,” tutupnya.*
Laporan Novia Suhari