Hari ThanksGiving: Titik Awal Kehangatan Natal

FORUM KEADILAN – Setiap tanggal 28 November, diperingati sebagai Hari Thanksgiving, merupakan salah satu hari libur di Amerika dan Kanada yang penuh kehangatan. Selain di AS dan Kanada, masyarakat di beberapa negara seperti Brazil, Jerman, dan Australia juga merayakan Hari Thanksgiving ini. Perayaan ini biasanya diisi dengan pesta dan makan bersama keluarga.
Hari Thanksgiving biasanya jatuh pada hari Kamis keempat di bulan November di Amerika Serikat. Dimaknai sebagai hari untuk bersyukur atas hasil panen serta berbagai berkah yang diterima sepanjang tahun. Selain itu, Thanksgiving juga dianggap sebagai pembuka musim liburan yang berlanjut hingga Natal.
Perayaan ini erat kaitannya dengan tradisi berkumpul bersama keluarga, menikmati makan malam besar, dan mengungkapkan rasa syukur. Hidangan khas seperti kalkun panggang, saus cranberry, kentang tumbuk, dan pai labu menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan. Tradisi ini juga mengingatkan akan pentingnya nilai keluarga dan berbagi, yang serupa dengan semangat Natal.
Setelah Thanksgiving berakhir, banyak keluarga mulai bersiap menyambut Natal. Mereka mulai mendekorasi pohon Natal, memasang lampu-lampu indah di rumah, dan menciptakan suasana kota yang semakin meriah. Thanksgiving tidak hanya menutup musim gugur, tetapi juga menjadi jembatan menuju sukacita perayaan Natal.
Hari Thanksgiving berawal dari pesta panen tahun 1621 yang diadakan oleh para penjajah Inggris, yang dikenal sebagai Peziarah, di Plymouth bersama suku Wampanoag. Para Peziarah berburu untuk menyiapkan pesta, sementara suku Wampanoag memberikan kontribusi berupa daging rusa, unggas, ikan, sayuran, dan bir.
Selain makan bersama, perayaan ini juga diisi dengan kegiatan seperti lomba menembak, berlari, dan minum bir. Peziarah di New England kemudian menjadikan ‘Thanks Giving’ sebagai tradisi untuk hari-hari khusus mengucap syukur kepada Tuhan atas berbagai berkah, seperti kemenangan militer atau berakhirnya kekeringan.
Hari Thanksgiving belum diresmikan sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat hingga wilayah Utara menguasai pemerintahan federal. Pada pertengahan abad ke-19, ketika ketegangan antar kelompok meningkat, editor majalah ‘Godey’s Lady’s Book’, Sarah Josepha Hale, memulai kampanye untuk menjadikan Hari Thanksgiving sebagai hari libur nasional guna memperkuat persatuan.
Upayanya mendapat dukungan dari Presiden Abraham Lincoln, yang pada 3 Oktober 1863 menetapkan Hari Thanksgiving nasional pertama pada Kamis 26/11. Kemudian, pada tahun 1942, Presiden Franklin D. Roosevelt mengeluarkan proklamasi yang menetapkan Kamis keempat di bulan November sebagai Hari Thanksgiving secara resmi.
Hari ThanksGiving bukan hanya perayaan biasa, tetapi sebuah titik awal dari perjalanan menuju Natal yang sarat akan makna. Kehangatan yang tercipta di meja makan, ThanksGiving menjadi dasar bagi sukacita yang terus mengalir hingga malam Natal tiba.*
Laporan Zahra Ainaiya