Ekonom: Sri Mulyani Dibentuk dan Direkrut oleh Situasi Krisis

Ekonom Sigma PHI Research, Hardy R. Hermawan dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV | YouTube Forum Keadilan TV
Ekonom Sigma PHI Research, Hardy R. Hermawan dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV | YouTube Forum Keadilan TV

FORUM KEADILAN – Ekonom Sigma PHI Research, Hardy R. Hermawan, menilai bahwa sosok Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani merupakan ekonom terbaik di Asia Tenggara yang terbentuk dari suatu situasi krisis ekonomi Indonesia.

“Dibentuk dan direkrut oleh situasi krisis, dia muncul mungkin di akhir 90-an, 95, 96, 97 sebagai ekonom muda dari UI, ketika situasi negara sedang mulai agak bergoyang, agak krisis, lalu dia pertama kali menjadi pejabat negara itu tahun 99, anggota dewan ekonomi nasional yang dipimpin pak Emil Salim atau pak Wijoyo waktu itu, Prof Widjojo sebagai anggota dewan ekonomi nasional Presiden Gus Dur itu dalam situasi krisis,” ujar Hardy R. Hermawan, dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV, dikutip pada Minggu, 10/11/2024.

Bacaan Lainnya

Hal ini disampaikan oleh Hardy mengingat sejak tahun 2002-2005 saat Sri Mulyani menjadi Managing Director IMF kawasan Asia Tenggara juga dalam situasi krisis dan 2008 ketika dirinya menjabat sebagai Menkeu dibawah pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat krisis subprime mortage di Amerika Serikat (AS) yang memberikan dampak terhadap perekonomian Tanah Air.

Ia menilai dari situasi krisis yang terus dihadapi oleh Sri Mulyani, maka ada kecenderungan pola kerja yang konservatif ketika dihadapi dengan kondisi kritis.

“Saya agak menduga frame beliau itu, pola kerja beliau itu lebih cenderung konservatif karena selalu menghadapi ancaman krisis selalu berhati-hati, selalu dalam kondisi siap sedia selalu dalam kondisi yang defensif dalam soal perekonomian, tidak agresif, tidak ekspansif, karena dia merasa situasi sekelilingnya itu berbahaya penuh dengan krisis, ada banyak ranjau, dia hati-hati,” jelasnya.

Hardi mengaku tidak yakin jika adanya perubahan dalam sikap Sri Mulyani yang konservatif menjadi optimistis mengenai perekonomian Indonesia.

“Saya kira beliau ini akan tetap berperilaku konservatif, hati-hati, terutama mengingat pengalamannya selama mungkin dua setengah dekade belakangan ini lebih banyak berhadapan dengan krisis lebih banyak kebagian mencuci masalah karena krisis jadi yang sudah terbayang mungkin dalam benak beliau itu adalah sikap mitigasi saja terus terhadap ancaman-ancaman terhadap krisis-krisis,” ungkapnya.

“Sehingga untuk membuat perekonomian ini bergerak lebih kencang saya agak ragu gitu lho karena ya itu tadi hati-hati,” katanya.*

Pos terkait