Selasa, 17 Juni 2025
Menu

Fenomena Kopi Gerobak Keliling: Strategi Murah Berkualitas

Redaksi
Fenomena gerobak kopi keliling | ist
Fenomena gerobak kopi keliling | ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Belakangan ini, kopi gerobak keliling semakin banyak terlihat di berbagai sudut kota, menawarkan solusi bagi para penikmat kopi di Tanah Air.

Dengan harga yang terjangkau, kopi ini bersaing dengan kedai kopi kekinian dalam hal kualitas.

Kehadiran kopi gerobak keliling menjadi disrupsi dalam persaingan bisnis kopi. Banyak generasi muda kelas menengah merasa berat membayar kopi dengan harga puluhan ribu rupiah. Mereka pun menganggap kebiasaan tersebut memboroskan uang.

Kini, dengan harga mulai dari Rp8 ribu, masyarakat dapat menikmati kopi berkualitas di setiap sudut jalan tanpa perlu merogoh kocek dalam.

Strategi kopi gerobak keliling adalah menyediakan kopi berkualitas untuk semua kalangan.

“Kita mau menyajikan kopi berkualitas untuk semuanya. Masa blue collar nggak bisa minum kopi enak? Ini nggak fair untuk mayoritas populasi masyarakat kita. Ini jadi strategi kita sebagai toko berjalan,” ujar CEO Kopi Jago Yoshua Tanu, dalam keterangannya, dikutip, Kamis, 24/10/2024.

Sementara itu, pengamat industri kopi Regi Suryo menjelaskan bahwa kopi gerobak keliling dapat menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan kedai kopi karena proses penambahan nilai yang berhasil dipangkas.

“Kalau kita tarik satu cycle di coffee shop itu kan ada pertambahan nilai di setiap prosesnya. Kalau di gerobak bisa murah karena mereka berhasil nge-cut cost production, ya. Jadi, sampai di cup harganya bisa semurah itu,” tutur Regi Suryo.

Fenomena ini juga menciptakan perbincangan di platform X, di mana netizen saling berbagi opini.

Dalam utas yang dibuat akun @IanSalim, ada kekhawatiran bahwa keberadaan kopi gerobak keliling dapat menggeser eksistensi ‘starling,’ yaitu pedagang kopi bersepeda yang sudah ada sebelumnya.

Utas tersebut telah menjangkau 4,4 juta orang dan memicu berbagai tanggapan.

Salah satunya dari akun @RoyHermans_, yang berpendapat bahwa kopi gerobak mengisi celah segmen antara starling dan Coffee To Go, dengan penggemar starling cenderung tidak tertarik dengan kopi hasil mesin espresso dan memilih harga yang lebih tinggi.*