Miliki Perusahaan Afiliasi Jadi Cara Smelter Swasta Penuhi Stok Bijih ke PT Timah

Sidang lanjutan kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022 di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu, 2/10/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan
Sidang lanjutan kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022 di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu, 2/10/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Mantan staf Direksi Direktorat Pengembangan PT Timah tahun 2023 Ikhwan Azwardi mengatakan, untuk memenuhi stok bijih timah smelter swasta memiliki beberapa perusahaan yang terafiliasi.

Diketahui, PT Timah melakukan kerja sama dengan lima smelter swasta, yakni PT Refined Bangka Tin (RBT), PT Stanindo Inti Perkasa (SIP), CV Venus Inti Perkasa (VIP), PT Tinindo Internusa (Tinindo), PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS).

Bacaan Lainnya

“Di smelter ini memiliki perusahaan afiliasi untuk memenuhi stok bijih timah,” kata Ikhwan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) PN Jakarta Pusat, Rabu, 2/10/2024.

Mereka antara lain CV Bangka Karya Mandiri, CV Belitung Makmur Sejahtera, CV Semar Jaya Abadi serta mitra perorangan yakni Adam Marcos dan Peter Cianata.

Adam Marcos diketahui merupakan pegawai General Affair (GA) PT RBT, sedangkan Peter merupakan staf PT Fortuna Tunas Mulia yang terafiliasi dengan PT RBT.

Ikhwan menjelaskan, kelima smelter tersebut langsung mengajukan kerja sama kepada Direksi PT Timah. Mulanya, PT RBT menjadi perusahaan yang mengajukan kerja sama sewa smelter ke PT Timah.

“Pak Alwin datang ke ruangan saya dengan membawa surat permohonan kerja sama kemitraan peleburan dari PT RBT. Di situ ada disposisi dari Direktur Utama untuk diteliti. Tapi, saya lihat nggak ada lampirannya (berisi data perusahaan dan data peralatan),” lanjutnya.

Selain itu, juga disepakati harga sewa smelter PT RBT ada di angka 4000 USD per ton. Sedangkan untuk empat smelter lainnya, 3700 USD per ton.

Para direksi PT Timah tetap memutuskan menjalin kerja sama smelter salah satunya dengan PT RBT. Kerja sama tersebut tetap dijalin di tengah dua program ‘jemput bola’ PT Timah sukses menunjang hasil produksi.

Dampak dari kerja sama smelter tersebut, penambangan ilegal semakin masif dilakukan. Tindakan penambangan ilegal tersebut dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.*

Laporan Merinda Faradianti

Pos terkait