FORUM KEADILAN – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melihat rendahnya konsumsi ikan di Rusia sebagai peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk perikanan. Saat ini, konsumsi ikan di Rusia hanya mencapai sekitar 21 kilogram per tahun.
“Konsumsi ikan di sana (Rusia) itu baru berkisar 21 kilogram per tahun,” kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo, dalam konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Selasa, 24/9/2024.
Budi menjelaskan bahwa kondisi ini membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pasokan ikan ke pasar Rusia.
“Jadi peluang bahwa pasokan ikan dari Indonesia tentu akan terbuka untuk pasar Rusia,” ujarnya.
Namun, Budi juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengalami defisit dalam neraca perdagangan produk perikanan dengan Rusia. Pada 2022, defisit mencapai US$42,42 juta, dan pada 2023 defisit menurun menjadi US$15,5 juta.
“Kalau kita lihat dari neraca perdagangan, produk perikanan Indonesia ke Rusia 2022-2023 kondisinya masih defisit. Dari neraca tersebut, maka kita, pelajari masing-masing defisit adalah US$42,42 juta pada 2022 dan US$15,5 juta pada 2023,” jelasnya.
Meskipun demikian, kata Budi, pada 2023 Indonesia berhasil mengekspor produk perikanan senilai US$25,38 juta ke Rusia. Beberapa komoditas utama yang diekspor antara lain udang, rumput laut, dan hati-telur ikan.
Komoditas udang masih menjadi kontribusi terbesar sebanyak 45 persen atau senilai US$11,53 juta.
Sementara rumput laut sebanyak US$5,87 juta atau sekitar 23,1 persen, dan hati-telur ikan sebesar US$5,25 juta atau sekitar 20,7 persen.*
Laporan Novia Suhari