Jumat, 19 September 2025
Menu

Kecaman Intoleransi ASN di Bekasi: Beda Agama Bukan Berarti Musuh

Redaksi
Viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan seorang ibu bernama Masriwati memarahi sekelompok umat Kristen yang sedang berdoa di Perumnas 2, Kelurahan Kayuringin, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan seorang ibu bernama Masriwati memarahi sekelompok umat Kristen yang sedang berdoa di Perumnas 2, Kelurahan Kayuringin, Kota Bekasi, Jawa Barat | ist
Bagikan:

FORUM KEADILANViral di media sosial sebuah video yang menunjukkan seorang ibu bernama Masriwati memarahi sekelompok umat Kristen yang sedang berdoa di Perumnas 2, Kelurahan Kayuringin, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Masriwati diketahui merupakan ASN di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi.

Menanggapi hal ini, influencer Zen Assegaf, yang dikenal sebagai Habib Kribo, mengecam tindakan tersebut. Menurutnya, tindakan Masriwati adalah hasil dari kesalahan pemahaman tentang agama dan iman.

“Letupan ini akan terjadi dan terus terulang, karena itu kita perlu rekonstruksi ulang keimanan kita,” kata Habib Kribo kepada Forum Keadilan, Senin, 23/9/2024.

“Selama kita mempunyai pikiran bahwa mereka yang tak seagama dengan kita itu musuh, kafir dan ahli neraka, maka sampai kapan pun kita akan terus berbenturan,” tambahnya.

Islam, kata Habib Kribo, tidak mengajarkan untuk memusuhi mereka yang berbeda keyakinan. Baginya, semua agama itu sama, yaitu menunjukkan kepada jalan kebaikan dan sama-sama menuju kepada Tuhan.

“Ini perlu diluruskan dulu, saya punya pandangan semua agama sama, semua agama menuju kebaikan dan Tuhan, jika ada beda pandangan bukan berarti sesat,” kata dia.

Habib Kribo juga menyoroti pentingnya toleransi dalam Islam, mengingat Nabi Muhammad SAW memiliki hubungan baik dengan pemeluk agama lain. Ia menyebutkan beberapa contoh, seperti hubungan Nabi dengan Raja Najasyi, seorang Kristen, dan istri Nabi, Maria Al Qibtiyah, yang berasal dari keluarga Kristen.

Habib Kribo mengutip ucapan Imam Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa toleransi adalah puncak dari akal sehat.

“Sayyidina Ali pernah berkata ‘puncak ibadah adalah ahlak dan puncak akal adalah toleransi’ orang yang panjang akalnya, maka dia makin menerima keberagaman,” tegasnya.

“Kalau semua orang memandang semua agama sama menuju Tuhan, tidak akan ada lagi intoleran, tidak ada lagi teroris, karena teroris merasa kekerasan sebagai jalan ke surga,” kata dia.

Habib Kribo menyayangkan sikap Masriwati yang dinilainya tidak sopan terhadap orang non muslim, yang notabene adalah tetangganya sendiri.

“Nggak pantes itu kepada seorang bertetangga, kalau tetangga kita bikin acara kebaktian maka kita harusnya bantu dong, karena doa itu bai, ini kan paradigma beragama kita kacau, menganggap orang tak seiman sebagai musuh,” kata dia.

Habib Kribo juga menekankan pentingnya memahami agama dengan benar dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.

“Saya tidak mentolerir intoleransi. Kejadian di Bekasi ini pembelajaran, kita perlu diluruskan pemikiran agama dia dan tanamkan nilai-nilai falsafah Pancasila,” tutupnya.*

Laporan Reynaldi Adi Surya